sustainabilitypioneers – Transisi Energi 2025 akan menjadi titik balik penting dalam upaya dunia mengatasi tantangan perubahan iklim. Di tengah ketidakpastian politik global, seperti terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang sempat memperlambat kemajuan dalam transisi energi, dunia kini memasuki babak baru dalam pergeseran ke sumber energi yang lebih bersih. Berbagai tren energi baru, mulai dari kendaraan listrik (EV), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), hingga pembangkit listrik tenaga nuklir, diprediksi akan menjadi pilar utama dalam menghadapi krisis iklim yang semakin nyata. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang ketiga tren tersebut dan prospek transisi energi pada tahun 2025.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terus menjadi salah satu sumber energi yang paling menjanjikan di dunia. Meskipun pada tahun 2024 pertumbuhan pemasangan PLTS diprediksi melambat menjadi 11 persen, tenaga surya tetap menjadi sumber pembangkit terbesar yang akan ditambahkan pada 2025. Menurut Bloomberg, meskipun ada perlambatan, tenaga surya tetap menjadi pilihan utama dalam pengembangan energi baru terbarukan.
Selain itu, investasi dalam Energi Terbarukan dan ESG (Environment, Social, Governance) terus tumbuh. Di Eropa, meskipun terdapat tantangan dalam menghindari praktik greenwashing, lebih dari US$3 triliun telah diinvestasikan dalam transisi energi global sejak 2021. Ini menunjukkan bahwa meski ada hambatan, komitmen untuk beralih ke energi terbarukan tetap kuat dan berkelanjutan.
Namun, transisi ini tidak tanpa tantangan. Permintaan daya listrik yang meningkat pesat, terutama dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Jepang untuk kebutuhan pusat data dan kecerdasan buatan (AI), menjadi hambatan besar bagi perubahan energi. Oleh karena itu, meskipun energi surya memiliki potensi besar, sektor ini juga menghadapi tekanan untuk terus mengimbangi kebutuhan energi yang semakin meningkat.
Reaktor nuklir, yang selama beberapa dekade terakhir mendapatkan kontroversi, kini kembali mendapatkan perhatian di banyak negara. Kekhawatiran akan pemanasan global dan ancaman terhadap pasokan energi telah memicu kebangkitan kembali minat terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Di Eropa, negara-negara mulai mempertimbangkan nuklir sebagai alternatif yang aman dan ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Beberapa perusahaan teknologi besar di AS beralih ke tenaga nuklir untuk energi yang lebih bersih. Data World Nuclear Association menunjukkan 440 reaktor nuklir beroperasi di 32 negara, menghasilkan 9% listrik dunia. Lebih dari 14 reaktor baru akan beroperasi pada 2024 di negara seperti China, Rusia, dan Turki. Nuklir kembali menjadi bagian penting dalam strategi energi global untuk memenuhi kebutuhan energi bersih.
Meski demikian, pembangkit listrik tenaga nuklir tetap menghadapi tantangan besar, mulai dari masalah keamanan hingga pengelolaan limbah radioaktif. Oleh karena itu, meskipun ada potensi besar, penggunaan nuklir harus dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan faktor keselamatan dan dampaknya terhadap lingkungan.
Kendaraan listrik (EV) menjadi tren utama dalam transisi energi 2025. Meskipun pasar EV di beberapa negara turun pada 2024, China tetap memimpin pasar kendaraan listrik dunia, menyumbang 65 persen dari total populasi EV global. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah China yang mendukung produksi dan penjualan EV untuk mengurangi ketergantungan pada fosil.
Peralihan ke kendaraan listrik juga mulai memengaruhi industri minyak global. Sinopec, perusahaan minyak terbesar di China, baru-baru ini menaikkan perkiraan permintaan puncaknya untuk 2027 karena melemahnya permintaan terhadap solar dan bensin. Dengan permintaan energi fosil yang semakin menurun, pertumbuhan kendaraan listrik di China semakin mempengaruhi pasar energi global.
Namun, meskipun China dan beberapa negara lainnya mengalami lonjakan pertumbuhan dalam pasar EV, negara-negara seperti Jerman, Italia, Jepang, dan Korea mengalami penurunan penjualan kendaraan listrik pada tiga kuartal pertama 2024. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi kendaraan listrik tidak merata di seluruh dunia, dan tantangan untuk memperluas penggunaan EV masih ada.
“Simak juga: Mengapa Raksasa Teknologi seperti Microsoft dan Meta Berinvestasi di Energi Nuklir?”
Tren investasi dalam energi terbarukan dan ESG (Environment, Social, Governance) menjadi semakin penting dalam transisi energi global. Meski ada beberapa kebijakan yang mengarah pada greenwashing di beberapa negara, lebih dari US$3 triliun telah diinvestasikan dalam transisi energi sejak 2021. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan politik dan ekonomi, pasar tetap berkomitmen untuk beralih ke energi terbarukan.
Tantangan besar muncul dengan meningkatnya permintaan listrik global, terutama untuk pusat data dan teknologi baru. Beberapa negara harus mempertimbangkan kembali penggunaan pembangkit listrik fosil untuk memenuhi permintaan energi. Peralihan energi ini membutuhkan kebijakan progresif dan inovasi dalam teknologi energi terbarukan.
Tren EV, PLTS, dan nuklir berkembang pesat, menunjukkan potensi besar untuk keberlanjutan energi pada 2025. Tantangan besar tetap ada, dan dunia harus bekerja sama untuk mencapai perubahan yang efektif. Perubahan ini perlu terwujud dengan dampak positif bagi masa depan planet kita.
sustainabilitypioneers – Indonesia dan Korea Selatan terus memperkuat kerja sama di sektor energi bersih dan industri kendaraan listrik. Langkah ini bertujuan…
sustainabilitypioneers – Jerman Memimpin Transisi Energi melalui kebijakan yang dikenal sebagai Energiewende. Kebijakan ini berfokus pada peralihan dari energi fosil ke…
sustainabilitypioneers – Mengurangi dampak perubahan iklim melalui transisi energi terbarukan semakin menjadi fokus utama dunia. Negara-negara di seluruh dunia kini berkomitmen…
sustainabilitypioneers – DPR Sebut Gas dan Batu Bara Masih Dibutuhkan RI meskipun Indonesia tengah fokus pada transisi menuju energi hijau. Ketua…
sustainabilitypioneers – Menghemat pengeluaran dengan hidup hijau adalah pilihan yang tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk keuangan pribadi. Banyak…
sustainabilitypioneers – Pemerintah Tegaskan Komitmen Ekonomi Hijau pada COP 29 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan. Indonesia kembali menunjukkan tekadnya untuk berperan…