sustainabilitypioneers – BTC menjadi sorotan utama pasar global sejak pengumuman kebijakan perdagangan terbaru dari Amerika Serikat yang mengguncang ekonomi dunia. Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping meningkat drastis pada Jumat 10 Oktober 2025. Dalam pernyataannya Trump menegaskan bahwa semua ekspor China akan dikenakan tarif 100 persen mulai 1 November 2025. Kebijakan ini memicu kepanikan pasar yang luas karena dianggap sebagai langkah agresif terhadap mitra dagang utama. Efek langsung dari keputusan tersebut terlihat pada pergerakan harga Bitcoin yang ambruk tajam. BTC tercatat turun hingga 8,4 persen ke level 104.782 dolar AS sebelum kembali naik ke posisi 114.000 dolar AS pada akhir perdagangan. Ketegangan ini juga menyeret indeks acuan S&P 500 yang langsung dibuka melemah lebih dari 2 persen, mencerminkan kepanikan investor di seluruh dunia.
Tarif baru yang diumumkan Trump membuat pasar BTC bergejolak hebat dalam waktu singkat. Para pelaku pasar langsung melakukan aksi jual besar-besaran setelah kabar itu menyebar. Berdasarkan data CoinGecko total kapitalisasi pasar kripto menyusut dari 4,25 triliun dolar AS menjadi 4,05 triliun dolar AS hanya dalam hitungan jam. Penurunan sekitar 200 miliar dolar AS ini menunjukkan betapa kuatnya dampak kebijakan perdagangan terhadap aset digital global. Para analis menilai pengumuman tarif 100 persen ini dipandang sebagai sinyal awal dari eskalasi besar dalam perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Ketidakpastian ini membuat investor memilih menjauh dari aset berisiko termasuk BTC yang selama ini sering dianggap sebagai pelindung dari tekanan geopolitik namun kali ini justru ikut terpukul oleh sentimen negatif.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali menciptakan guncangan besar di pasar keuangan global. Indeks saham utama langsung tertekan sementara nilai tukar dolar AS mengalami tekanan signifikan akibat aksi jual yang meluas. Saham teknologi yang sangat bergantung pada rantai pasokan China mengalami pelemahan tajam di awal perdagangan. Langkah Trump yang memperluas cakupan tarif hingga semua ekspor China dinilai sebagai tindakan balasan terhadap pembatasan ekspor yang sebelumnya diumumkan oleh Beijing. Selain itu China juga mengumumkan akan mengenakan biaya tambahan pada kapal-kapal asal Amerika Serikat mulai 14 Oktober 2025. Ketegangan ini memicu kekhawatiran mendalam bahwa rantai pasokan global akan terganggu secara serius dan menimbulkan efek domino terhadap berbagai sektor industri termasuk pasar aset digital yang rentan terhadap gejolak makroekonomi.
“Simak juga: Awas Spoofing! 6 Cara Jitu Hindari Penipuan Online dari Link Phishing di Email”
Hubungan antara Trump dan Xi Jinping semakin memanas seiring pernyataan keras yang dikeluarkan oleh Gedung Putih. Trump menegaskan tidak akan mengadakan pertemuan dengan Xi Jinping dalam dua minggu ke depan seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya. Keputusan itu dianggap sebagai sinyal bahwa negosiasi dagang telah menemui jalan buntu. Ketegangan diplomatik yang meningkat membuat pasar keuangan global semakin tidak stabil. Para investor mulai beralih ke aset safe haven untuk melindungi portofolio mereka dari risiko yang semakin besar. Namun kali ini tekanan geopolitik tidak serta merta memperkuat posisi aset lindung nilai termasuk BTC yang biasanya dianggap kebal terhadap ketidakpastian. Sebaliknya harga BTC justru ikut jatuh seiring meningkatnya kepanikan global terhadap arah ekonomi dunia ke depan.
Sentimen negatif yang ditimbulkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China menyebar cepat ke seluruh pasar kripto. Aset digital utama seperti Bitcoin Ethereum dan altcoin lainnya ikut terkoreksi dalam waktu singkat. Para pelaku pasar mencatat lonjakan volume transaksi yang tidak biasa sebagai tanda bahwa aksi jual besar-besaran tengah terjadi. Banyak investor yang sebelumnya optimistis terhadap reli jangka panjang mulai menarik dana mereka untuk menghindari kerugian lebih dalam. Para analis menyebut bahwa tekanan jual ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global yang suram. Selama konflik perdagangan belum mereda volatilitas pasar kripto diperkirakan akan tetap tinggi dan pergerakan BTC akan sangat sensitif terhadap pernyataan atau kebijakan baru dari kedua negara yang berseteru tersebut.
Artikel ini bersumber dari investor dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di sustainabilitypioneers
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
sustainabilitypioneers – Arief Prasetyo Adi menjadi sorotan publik setelah posisinya sebagai Kepala Badan Pangan Nasional Indonesia resmi digantikan oleh Menteri Pertanian…
sustainabilitypioneers – Purbaya hadir dalam pertemuan penting antara DPR RI dan sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih yang berlangsung di ruang pimpinan…
sustainabilitypioneers – Prakiraan Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menunjukkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia pada…
sustainabilitypioneers – Harga BBM Pertamina resmi mengalami penyesuaian di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Indonesia terhitung mulai 6 Oktober…
sustainabilitypioneers – Harga Emas Antam kembali mencetak sejarah baru di perdagangan hari ini Senin 6 Oktober 2025. Angka yang tercatat menjadi…
sustainabilitypioneers – Riza Chalid kini menjadi pusat perhatian publik setelah Kejaksaan Agung memastikan statusnya sebagai stateless. Keputusan ini muncul setelah paspor…