
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
sustainabilitypioneers – Indonesia tengah gencar mendorong investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mencapai target bauran energi nasional. Realisasi investasi EBT pada semester pertama 2025 telah mencapai sekitar US$1,3 miliar (setara Rp21,64 triliun). Namun, untuk menjaga momentum ini, diperlukan sebuah mekanisme yang menjamin pengembalian modal dan daya tarik investasi. Di sinilah peran Renewable Energy Certificate (REC) sebagai kunci percepatan EBT Indonesia menjadi sangat vital.
REC bukan hanya sekadar sertifikat, melainkan instrumen pasar yang efisien untuk mendorong adopsi energi bersih, terutama dari sektor swasta dan korporasi.
Renewable Energy Certificate (REC), atau Sertifikat Energi Terbarukan, adalah instrumen berbasis pasar yang merepresentasikan klaim atas atribut lingkungan, sosial, dan non-daya lainnya dari 1 Megawatt-hour (MWh) listrik yang dihasilkan dari sumber EBT.
Dalam perhitungannya, 1 REC setara dengan 1 MWh listrik bersih yang diproduksi. Instrumen ini adalah terobosan untuk mendorong minat pasar dan memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi.
Baca juga: Strategi Cerdas Brasil: Memanfaatkan Pendapatan Minyak untuk Percepatan Transisi Energi
Di Indonesia, perdagangan REC dijalankan oleh Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX). Mekanisme ini memastikan sertifikat EBT dapat diperjualbelikan dengan sistem yang transparan, memudahkan perusahaan atau perorangan untuk mendukung energi bersih tanpa harus membangun pembangkit sendiri.
PLN juga berperan penting sebagai penyedia, di mana REC dari pembangkit EBT mereka telah menarik minat industri yang besar, terutama di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur. Permintaan ini, yang terus meningkat, menjadi kunci percepatan EBT Indonesia karena menjamin adanya pasar bagi listrik hijau yang diproduksi.
Jelas bahwa REC telah bertransformasi dari sekadar konsep menjadi kunci strategis. Dengan menyediakan jalur payback modal yang pasti dan menarik bagi investor, serta menjawab kebutuhan korporasi akan pengakuan energi hijau, REC adalah kunci percepatan EBT Indonesia. Pemerintah harus terus memperkuat kerangka hukum dan infrastruktur pasar untuk memanfaatkan potensi investasi yang mencapai triliunan rupiah di sektor energi terbarukan ini.
Artikel ini bersumber dari detik dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di sustainabilitypioneers
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
Sustainability Pioneers menyoroti bagaimana bank sampah energi biogas muncul sebagai gerakan sosial yang mengubah limbah organik rumah tangga menjadi sumber…
Sustainability Pioneers dokumenter baru tentang hidrogen dan energi listrik memicu perdebatan soal masa depan energi bersih. Hidrogen dan energi listrik…
Sustainability Pioneers infrastruktur pengisian mobil listrik menjadi fokus utama menjelang 2025 seiring peningkatan penjualan kendaraan listrik di Indonesia. Percepatan Infrastruktur…
Sustainability Pioneers Perkembangan energi bersih meningkat pesat karena teknologi AI percepat transisi di berbagai sektor strategis. Dampak Awal Teknologi dalam…
sustainabilitypioneers – Investasi dan instalasi energi terbarukan (Renewable Energy), khususnya energi surya dan angin, di seluruh dunia kini mengalami pertumbuhan…
sustainabilitypioneers – Sektor energi merupakan salah satu penentu utama dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim. Di Asia Tenggara, MedcoEnergi…