sustainabilitypioneers – Teknologi Mikroalga BRIN adalah inovasi yang dirancang untuk membantu mengurangi emisi karbon secara efektif. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT Alam Semesta Integra (ASI) dalam mengembangkan teknologi fotobioreaktor mikroalga. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon, atau yang dikenal dengan istilah carbon capture utilization storage (CCUS). Kerja sama ini berlangsung di bawah Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) BRIN.
Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah sistem fotobioreaktor mikroalga yang diberi nama Olimpus. Teknologi ini dirancang untuk dapat diterapkan dalam skala besar, dengan produktivitas biomassa yang tinggi. Ketua Tim Peneliti Pengembangan Teknologi Fotobioreaktor Mikroalga PRLSDA BRIN, Awalina Satya, menjelaskan bahwa teknologi Olimpus ini mengoptimalkan penggunaan mikroalga dalam menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Sistem ini tidak hanya murah dan ramah lingkungan, tetapi juga dapat beroperasi dalam skala besar.
“Baca juga: Kemenag Gagas Teologi Hijau: Inisiatif Agama untuk Menyelamatkan Bumi”
Teknologi Olimpus memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 melalui fotosintesis. Mikroalga yang digunakan dalam sistem ini, seperti Spirulina platensis, memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah CO2 menjadi biomassa. Proses ini disebut biofiksasi, di mana karbon dioksida yang ditangkap akan diubah menjadi biomassa yang bermanfaat. Biomassa ini kemudian dapat dimanfaatkan dalam berbagai produk bernilai tinggi, seperti sumber protein, lemak, karbohidrat, dan senyawa bioaktif lainnya.
Proses fotosintesis pada mikroalga sangat bergantung pada beberapa faktor, seperti konfigurasi fotobioreaktor, medium pertumbuhan, dan strain mikroalga yang digunakan. Awalina Satya menjelaskan bahwa penelitian ini berfokus pada optimasi photosynthetic quotient agar mikroalga bisa lebih banyak menyerap CO2. Dengan begitu, biomassa yang dihasilkan memiliki kandungan senyawa biokimia yang tinggi. Dalam penelitian ini, konfigurasi fotobioreaktor dan formulasi medium pertumbuhan disesuaikan untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
Mikroalga memiliki potensi besar dalam menyerap karbon dioksida yang ada di atmosfer. Melalui proses fotosintesis, mikroalga tidak hanya mengurangi gas rumah kaca, tetapi juga menghasilkan biomassa yang berguna. Teknologi fotobioreaktor mikroalga ini menawarkan solusi baru dalam mitigasi perubahan iklim. Produk-produk yang dihasilkan dari mikroalga, seperti biopigmen, antioksidan, dan senyawa antiviral, dapat digunakan dalam industri pangan, farmasi, serta bioenergi.
“Simak juga: Google Pixel 9 di MWC 2025: Ponsel AI dengan Fitur Canggih yang Menginspirasi”
Awalina Satya dan timnya telah melakukan berbagai eksperimen sejak 2020 untuk mengembangkan fotobioreaktor mikroalga berbasis CCUS. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional dan dipresentasikan dalam berbagai simposium internasional. Teknologi ini juga telah terbukti meningkatkan efisiensi biosekuestrasi CO2 oleh Spirulina platensis. Selain itu, faktor-faktor seperti irradiance, pH, dan suhu juga diatur untuk mengoptimalkan proses fotosintesis.
Kerja sama antara BRIN, PT Alam Semesta Integra (ASI), dan Badan Riset dan Teknologi (BRITEK)-KADIN semakin memperkuat potensi teknologi mikroalga. Kepala PRLSDA BRIN, Luki Subehi, menekankan bahwa mikroalga memiliki peran penting dalam menangani permasalahan emisi karbon. Selain itu, biomassa yang dihasilkan juga berfungsi untuk menghasilkan produk bernilai tambah yang bermanfaat bagi sektor pangan, pakan, farmasi, dan bioenergi.
BRIN bekerja sama dengan dunia usaha untuk memastikan hasil riset dapat diterapkan di sektor industri. Kolaborasi ini juga mendukung penelitian energi terbarukan, terutama dalam pemanfaatan biomassa mikroalga sebagai sumber energi berkelanjutan. Selain itu, sistem pemantauan real-time dalam fotobioreaktor CCUS juga sedang diteliti agar bisa diterapkan secara efektif di lapangan.
Melalui pengembangan teknologi fotobioreaktor mikroalga ini, BRIN berharap dapat menghasilkan solusi yang dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan. Dengan kemampuan mikroalga untuk menyerap CO2, teknologi ini memiliki potensi besar dalam menangani perubahan iklim global. Selain itu, biomassa yang dihasilkan dari mikroalga dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk bernilai tinggi, memberikan manfaat ekonomi sekaligus lingkungan.
sustainabilitypioneers – Netanyahu kembali menjadi pusat perhatian dunia setelah melontarkan pernyataan mengejutkan mengenai ponsel dan keterkaitannya dengan Israel. Dalam sebuah pertemuan…
sustainabilitypioneers – Palestina kembali menjadi sorotan dunia setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa menggelar pemungutan suara mengenai pengakuan negara Palestina merdeka.…
sustainabilitypioneers – Kaesang Pangarep menghadiri sebuah acara politik penting di Jakarta ketika Barisan Relawan Jokowi Presiden atau Bara JP menggelar pelantikan…
sustainabilitypioneers – Israel melancarkan serangan bom di ibu kota Yaman, Sanaa, pada hari Rabu 10 September 2025 waktu lokal. Serangan menyasar…
sustainabilitypioneers – Netanyahu kembali mencetak kontroversi besar setelah secara terbuka menyatakan bahwa tidak akan pernah ada negara Palestina. Pernyataan itu disampaikan…
sustainabilitypioneers – Israel kini berada di titik kritis dalam perjalanan energi global yang diperkirakan akan mencapai puncak permintaan bahan bakar fosil…