sustainabilitypioneers – Indonesia terima hibah senilai 14,7 juta euro atau sekitar Rp 248,8 miliar dari Uni Eropa (UE) dan Perancis untuk mempercepat transisi energi bersih di tanah air. Hibah ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dan mempercepat implementasi kebijakan transisi energi yang berkelanjutan. Program Indonesia Energy Transition Facility (IETF), yang menjadi fokus dari hibah ini, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur energi di Indonesia serta memperkuat kebijakan energi yang mendukung penggunaan energi ramah lingkungan. Dana yang diberikan melalui kolaborasi ini diharapkan akan memberikan dampak signifikan bagi sektor energi Indonesia. Dimana saat ini tengah berusaha untuk beralih dari ketergantungan pada energi fosil menuju energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Hibah ini disalurkan melalui Agence Francaise de Developpement (AFD). Badan pembangunan milik Perancis, yang bekerja sama langsung dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa total dana hibah sebesar 14,7 juta euro akan digunakan untuk Program Indonesia Energy Transition Facility (IETF). Program ini dirancang untuk mendukung Indonesia dalam mengelola transisi energi yang berkelanjutan, dengan memperkenalkan berbagai proyek dan kebijakan yang dapat mendukung pengembangan energi terbarukan.
Dari total hibah tersebut, sebanyak 44 persen atau sekitar 6,5 juta euro (Rp 109,85 miliar) akan dialokasikan untuk PLN. Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas PLN dalam menjalankan transisi energi. Alokasinya juga untuk mempersiapkan berbagai proyek terkait dengan transmisi dan distribusi energi terbarukan. Sinthya Roesli, Direktur Keuangan PLN, menambahkan bahwa hibah tersebut akan dimanfaatkan untuk mempersiapkan proyek-proyek transisi energi. Hibah ini juga akan memberikan bantuan teknis, dan memastikan bahwa proyek yang dilakukan selaras dengan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Sebanyak 8,2 juta euro (Rp 138 miliar) dari dana hibah ini akan digunakan oleh Kementerian ESDM. Alokasinya untuk mendukung pengembangan kebijakan energi dan persiapan proyek-proyek energi terbarukan lainnya. Kementerian ESDM juga akan memanfaatkan dana ini untuk mendukung program kerja sama dalam sektor mineral. Dengan fokus pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Simak juga: Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 Kg Tak Bisa Dibeli di Pengecer”
Menurut Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, peluncuran IETF menandai langkah penting dalam mempercepat transisi energi di Indonesia. Penone mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi seluruh wilayah Indonesia. Dua komponen utama dari hibah ini adalah dukungan untuk kebijakan energi yang lebih berkelanjutan dan persiapan proyek-proyek energi terbarukan serta transmisi energi baru.
Penone menekankan bahwa transisi energi merupakan isu yang sangat kompleks. Selain itu juga memerlukan investasi besar, kemitraan yang kuat, serta inovasi yang berkelanjutan. Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pendanaan, tetapi juga pada komitmen jangka panjang dari semua pihak yang terlibat. Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan peluang ekonomi baru, melindungi pekerjaan, dan mendukung komunitas-komunitas yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Program IETF juga sejalan dengan visi transisi energi yang adil dan bertujuan untuk mendorong penerapan energi terbarukan di Indonesia. Melalui kolaborasi antara Indonesia, Perancis, dan Uni Eropa, keahlian gabungan dari ketiga pihak akan dimanfaatkan untuk mempercepat penerapan energi terbarukan dan mengatasi tantangan kompleks yang ada. Dukungan ini juga akan membantu Indonesia dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Just Energy Transition Partnership (JETP). Dimana ini diluncurkan pada KTT G20 di Bali pada tahun 2022.
Dengan adanya hibah ini, Indonesia diharapkan dapat mempercepat pengalihan energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada energi tak terbarukan. Bukan hanya itu tapi juga meningkatkan ketahanan energi nasional, dan mengurangi emisi karbon yang berdampak pada perubahan iklim. Program ini juga bertujuan untuk mempercepat transisi energi yang lebih bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan demi masa depan Indonesia yang lebih hijau.
sustainabilitypioneers – Pendidikan Vokasi untuk Pekerjaan Hijau menjadi fokus utama dalam menghadapi perubahan zaman. Indonesia kini sedang melakukan revitalisasi pendidikan vokasi…
sustainabilitypioneers – PLN Gandeng CEXIM dalam upaya mempercepat transisi energi nasional. Pada 24 Mei 2025, PT PLN (Persero) memperpanjang kerja sama…
sustainabilitypioneers – Proyek GAIA menjadi bukti komitmen Indonesia terhadap transisi energi bersih. Proyek ini diluncurkan oleh PT Pupuk Indonesia. Pabrik tersebut…
sustainabilitypioneers – Beton Hijau Tahan Sulfat dikembangkan sebagai solusi inovatif oleh Semen Indonesia (SIG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).…
sustainabilitypioneers – Petrodays 2025 menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide-ide inovatif. Ajang ini digelar oleh Society of Petroleum Engineers Universitas…
sustainabilitypioneers – Strategi Baru Victoria Menuju 95% Energi Hijau menjadi tonggak penting dalam peta jalan energi Australia. Pemerintah negara bagian menghadapi…