sustainabilitypioneers – Karen Agustiawan menyampaikan bahwa penghentian operasi Terminal Orbit Merak dapat berdampak besar pada distribusi energi nasional. Pernyataan ini muncul dalam sidang dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta. Alfian Nasution, mantan Vice President Supply and Distribution PT Pertamina, menjadi saksi kunci dan menegaskan pentingnya terminal OTM. Terminal ini memiliki kapasitas 288 ribu kiloliter sehingga menjadi bagian vital dari rantai distribusi BBM nasional. Jika operasi terminal terhenti, beberapa wilayah berisiko mengalami gangguan pasokan energi. Alfian juga menambahkan bahwa gangguan ini akan menimbulkan biaya tambahan karena suplai harus dialihkan dari lokasi lain. Simulasi Surveyor Indonesia menunjukkan penambahan lima unit kapal pengangkut diperlukan jika terminal berhenti beroperasi. Kerugian logistik diperkirakan mencapai sekitar 150 miliar rupiah per tahun hanya dari biaya kapal.
Karen Agustiawan menekankan bahwa Terminal OTM memainkan peran strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional. Dalam persidangan, terdakwa Muhammad Kerry Adrianto Riza menanyakan dampak penghentian terminal terhadap distribusi energi. Alfian Nasution menjelaskan kapasitas terminal cukup besar sehingga gangguan operasional akan mempengaruhi beberapa daerah. Terminal OTM termasuk dalam skema distribusi nasional, termasuk penyaluran BBM impor. Jika fasilitas ini tidak beroperasi, logistik harus dialihkan ke lokasi lain yang memerlukan biaya tambahan. Penambahan kapal pengangkut dan pengaturan ulang rantai pasokan menjadi solusi sementara. Karen Agustiawan menekankan bahwa gangguan ini bukan sekadar masalah teknis tetapi berdampak langsung pada stabilitas energi nasional. Semua pihak perlu memperhatikan pentingnya kelancaran operasional terminal. Hal ini juga menjadi peringatan bagi pemerintah dan pelaku industri agar tidak ada hambatan pada rantai pasok energi.
“Baca juga: Warga Auto Antre! Pertamina Umumkan Diskon Pertamax Setiap Senin dan Jumat”
Karen Agustiawan juga menguraikan dampak finansial dari penghentian operasi terminal. Biaya logistik tambahan diperkirakan mencapai 150 miliar rupiah per tahun hanya untuk penambahan kapal pengangkut. Terminal OTM memiliki kapasitas besar sehingga gangguan operasional akan menimbulkan kebutuhan logistik ekstra. Distribusi BBM dari lokasi lain memerlukan biaya tinggi dan waktu lebih lama. Pengalihan suplai dapat memicu keterlambatan pengiriman ke beberapa daerah. Karen Agustiawan menekankan bahwa operasi terminal harus dijaga agar biaya tambahan tidak membebani anggaran negara. Selain itu, koordinasi dengan perusahaan transportasi laut juga diperlukan. Penanganan gangguan operasional harus cepat untuk mencegah dampak lebih besar. Terminal OTM bukan hanya fasilitas penyimpanan tetapi juga titik kritis distribusi BBM nasional yang harus selalu berfungsi optimal.
“Simak juga: Kasus Influenza A Meledak di Indonesia, Ahli Minta Pemerintah Bergerak Cepat!”
Karen Agustiawan disebut dalam konteks pembahasan pentingnya terminal OTM oleh saksi Alfian Nasution. Sidang ini membahas dugaan korupsi terkait pengelolaan BBM dan pengadaan sewa kapal PT Jenggala Maritim Nusantara. Kerry Adrianto Riza sebagai terdakwa ditanya soal potensi gangguan distribusi energi. Alfian menjelaskan gangguan operasi terminal akan mempengaruhi rantai pasok BBM, termasuk kebutuhan logistik tambahan. Kesaksian Alfian menekankan terminal OTM sebagai fasilitas strategis yang tidak bisa diabaikan. Karen Agustiawan disebut sebagai tokoh yang menyoroti risiko tersebut bagi ketahanan energi nasional. Sidang juga menyoroti bagaimana gangguan operasi dapat memicu biaya tambahan dan risiko keterlambatan pasokan BBM. Semua informasi ini disampaikan untuk memberikan gambaran nyata mengenai pentingnya kelancaran operasional terminal bagi negara.
Karen Agustiawan juga membahas relevansi pengawasan terminal dalam konteks dugaan korupsi. Sidang menyinggung keterlibatan Riza Chalid dan Kerry Adrianto Riza dalam penyewaan terminal BBM. Beberapa keuntungan ilegal dilaporkan mencapai triliunan rupiah. Gangguan operasional dapat diperparah jika pengawasan tidak dilakukan dengan ketat. Karen Agustiawan menekankan pentingnya pengaturan transparan agar distribusi BBM tidak terganggu. Terminal OTM memiliki kapasitas strategis sehingga operasional harus optimal untuk menjaga pasokan energi. Kesaksian Alfian Nasution juga menggarisbawahi bahwa gangguan operasi menimbulkan beban tambahan bagi logistik negara. Hal ini mencakup biaya kapal dan pengalihan suplai ke lokasi lain. Karen Agustiawan menekankan pentingnya integritas dan transparansi dalam pengelolaan fasilitas strategis ini agar ketahanan energi nasional tetap terjaga.
Artikel ini bersumber dari inilah dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di sustainabilitypioneers
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
sustainabilitypioneers – Pertamax menjadi sorotan utama konsumen bahan bakar di Indonesia sepanjang bulan Oktober. Program diskon harga yang diberikan Pertamina Patra…
sustainabilitypioneers – Gunung Lewotobi kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dalam dua pekan terakhir dan menimbulkan dampak luas bagi masyarakat sekitar. Letusan ini…
sustainabilitypioneers – Whoosh menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan setelah pernyataan terbuka dari Luhut Binsar Pandjaitan. Proyek kereta cepat ini sejak…
sustainabilitypioneers – Ahmad Sahroni menjadi sorotan publik setelah pertemuannya dengan Ronald A Sinaga atau Bro Ron diketahui oleh Presiden ke-7 Republik…
sustainabilitypioneers – IHSG ditutup di level 8.067 atau turun 161 poin pada Selasa 14 Oktober 2025 dengan investor asing mencatatkan jual…
sustainabilitypioneers – Family Office menjadi sorotan panas dalam perdebatan kebijakan ekonomi nasional setelah usulan pembentukannya ditolak secara tegas oleh Menteri Keuangan…