
sustainabilitypioneers – Banjir Medan menjadi perhatian besar sejak Minggu dini hari saat lima kecamatan di Kota Medan terendam air akibat luapan sungai dan curah hujan yang sangat tinggi. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan kerugian material tetapi juga memaksa ratusan warga untuk mengungsi dari rumah mereka demi keselamatan. Genangan air yang merendam pemukiman warga di beberapa kelurahan mengakibatkan ratusan rumah rusak dan aktivitas masyarakat lumpuh. Kondisi ini juga memicu kekhawatiran akan potensi banjir susulan apabila hujan deras terus mengguyur kawasan tersebut. Data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Sumatera Utara mencatat ribuan jiwa terdampak secara langsung. Pemerintah setempat saat ini telah mengerahkan berbagai sumber daya untuk memberikan bantuan kepada warga. Posko pengungsian dan dapur umum telah dibuka di beberapa titik strategis agar masyarakat terdampak dapat memperoleh kebutuhan pokok selama proses evakuasi dan penanganan darurat berlangsung.
Banjir Medan yang melanda lima kecamatan menyebabkan sejumlah kelurahan mengalami kerusakan parah dan pemukiman warga terendam hingga setinggi pinggang orang dewasa. Kecamatan Medan Maimun menjadi kawasan dengan dampak terberat dengan ratusan rumah di lima kelurahan terendam. Kelurahan Sei Mati, Suka Raja, Hamdam dan Kampung Baru tercatat memiliki kerusakan cukup besar dengan jumlah jiwa terdampak mencapai ribuan. Air sungai yang meluap membuat warga tidak sempat menyelamatkan barang berharga sehingga banyak perabotan rusak. Pemerintah bersama petugas BPBD dan relawan telah mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Banyak warga saat ini bertahan di posko pengungsian sementara sambil menunggu surutnya air dan bantuan logistik. Kondisi cuaca yang masih tidak menentu juga menambah kekhawatiran masyarakat karena potensi banjir susulan masih cukup tinggi.
Selain Medan Maimun, Kecamatan Medan Johor juga terdampak cukup parah dengan tiga kelurahan terendam. Warga di Kuala Bekala, Pangakalan Mansyhur dan Gedung Johor merasakan dampak banjir yang cukup menyulitkan aktivitas sehari-hari. Ratusan rumah rusak dan sebagian warga harus mengungsi ke rumah kerabat. Di Kecamatan Polonia, Kelurahan Sari Rejo dan Kelurahan Polonia juga mengalami kondisi serupa. Puluhan rumah rusak dan ratusan jiwa terdampak. Sementara itu Kecamatan Medan Labuhan menjadi wilayah dengan jumlah pengungsi terbanyak. Lebih dari 400 jiwa harus meninggalkan rumah akibat tingginya debit air di Kelurahan Pekan Labuhan dan Martubung. Pemerintah dan petugas BPBD telah menyalurkan bantuan awal berupa makanan, selimut dan perlengkapan dasar. Situasi ini menjadi peringatan akan pentingnya penanganan sungai dan drainase yang lebih serius di Kota Medan untuk mencegah banjir besar kembali terjadi.
Pemerintah Kota Medan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah terus melakukan penanganan darurat terhadap dampak Banjir Medan. Posko pengungsian didirikan di sejumlah titik termasuk di kawasan yang paling parah terdampak. Petugas kesehatan juga dikerahkan untuk mengantisipasi potensi munculnya penyakit pascabanjir seperti diare dan infeksi kulit. Dapur umum mulai beroperasi untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi. Selain itu petugas berupaya memperbaiki beberapa titik tanggul sementara guna mencegah banjir meluas. Kondisi cuaca yang masih sering turun hujan menjadi tantangan tersendiri dalam upaya evakuasi dan distribusi bantuan. Meski demikian koordinasi lintas instansi terus dilakukan agar semua warga terdampak dapat tertangani dengan baik. Petugas juga memastikan jalur logistik tetap terbuka agar bantuan dapat segera sampai ke masyarakat yang membutuhkan.
Banjir Medan yang melumpuhkan lima kecamatan telah berdampak pada ribuan jiwa. Data sementara menunjukkan bahwa lebih dari seribu rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat. Ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tim evakuasi bersama relawan bahu membahu membantu masyarakat yang rumahnya terendam air. Pemerintah juga berencana memberikan bantuan pascabencana untuk membantu masyarakat bangkit kembali setelah banjir surut. Fokus utama saat ini adalah menjaga kesehatan dan keselamatan warga yang terdampak. Sejumlah lembaga kemanusiaan turut bergabung dalam aksi tanggap darurat. Situasi ini menjadi peringatan keras bahwa sistem pengendalian banjir dan tata kelola lingkungan di Kota Medan perlu ditingkatkan secara signifikan. Jika langkah antisipasi tidak segera diperkuat maka potensi banjir serupa di masa depan sangat mungkin terulang kembali dengan dampak yang lebih besar.
Artikel ini bersumber dari news.detik.com dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di sustainabilitypioneers
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
sustainabilitypioneers - Transisi energi merupakan topik mendesak di Indonesia. Pemerintah giat mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan…
sustainabilitypioneers - PT PLN (Persero) baru saja mencetak sejarah baru dalam dunia event olahraga dan lingkungan di Indonesia. Acara tahunan…
sustainabilitypioneers – Kabin Tengah Hutan menjadi tempat pelarian sempurna bagi siapa pun yang ingin rehat dari kebisingan kota dan rutinitas padat.…
sustainabilitypioneers – Harga BBM Shell mengalami penurunan signifikan per 1 November 2025 dan langsung menarik perhatian masyarakat. Penyesuaian harga ini dilakukan…
sustainabilitypioneers – Hujan Es mengguyur wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya pada Jumat sore tanggal 31 Oktober 2025. Fenomena langka ini mengejutkan…
sustainabilitypioneers – Brebet Gegara Pertalite belakangan ini menjadi topik panas di berbagai media sosial dan forum otomotif. Banyak pengendara motor di…