sustainabilitypioneers – Yunani Pertimbangkan Energi Nuklir sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju emisi nol bersih atau net-zero. Pengumuman ini datang dari Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis yang mengisyaratkan bahwa opsi nuklir akan mulai dikaji secara serius dalam kebijakan energi nasional. Langkah ini dipandang sebagai sinyal penting bahwa Yunani sedang membuka peluang terhadap diversifikasi energi bersih, terutama setelah sekian tahun berfokus pada sumber terbarukan seperti angin dan tenaga surya. Kini, teknologi nuklir mulai dilirik untuk mengisi celah kebutuhan energi yang stabil dan rendah karbon. Sejak 2019, produksi listrik Yunani telah mengalami transformasi signifikan. Penggunaan lignit atau batu bara lunak yang dulunya mendominasi telah diturunkan secara drastis hingga hanya menyumbang sekitar lima persen dari total kapasitas listrik nasional. Dengan demikian, transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan menjadi agenda utama dalam pembangunan energi nasional.
Perubahan iklim yang makin mengkhawatirkan membuat banyak negara mulai meninjau ulang pendekatan energinya. Energi nuklir kembali masuk radar sebagai salah satu solusi paling realistis untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam skala besar tanpa menghasilkan emisi karbon. Yunani bukan satu-satunya negara yang mulai membuka wacana terhadap reaktor nuklir modern. Negara-negara seperti Prancis, Finlandia, dan Korea Selatan telah sejak lama menjadikan nuklir sebagai pilar utama sistem kelistrikan nasional mereka. Dalam dekade terakhir, bahkan negara-negara berkembang mulai mengevaluasi potensi pembangunan small modular reactors atau SMR yang lebih fleksibel dan efisien secara biaya. Langkah yang diambil Yunani sejajar dengan tren global yang mengutamakan keamanan energi nasional, sambil tetap menjaga komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Di tengah lonjakan kebutuhan listrik untuk industri dan digitalisasi, energi nuklir dianggap sebagai penopang transisi energi yang stabil dan bisa diandalkan.
“Baca juga: Paket Pembiayaan Hijau: Langkah Nyata Bank Dunia untuk Transisi Energi Indonesia”
Dalam beberapa dekade sebelumnya, Yunani sangat bergantung pada lignit sebagai bahan bakar utama. Sumber energi ini dianggap murah namun sangat mencemari lingkungan. Mulai 2019, program pengurangan lignit mulai digerakkan oleh pemerintah. Hasilnya, emisi karbon nasional pun mengalami penurunan yang cukup signifikan. Banyak pembangkit listrik tenaga lignit telah ditutup atau dikonversi ke bentuk lain. Sebagian di antaranya bahkan sedang dipertimbangkan untuk dijadikan kawasan industri energi bersih atau fasilitas penyimpanan energi terbarukan. Wilayah-wilayah seperti Ptolemaida dan Megalopoli menjadi simbol dari upaya dekarbonisasi tersebut.
Upaya ini telah membuka ruang bagi investasi energi terbarukan seperti turbin angin, panel surya, dan pembangkit biomassa. Namun, tantangan tetap ada. Ketergantungan pada cuaca dan kapasitas penyimpanan energi yang terbatas membuat integrasi sistem menjadi kompleks. Dalam situasi inilah Yunani Pertimbangkan Energi Nuklir sebagai solusi pelengkap yang stabil dan berdaya tinggi untuk menopang kebutuhan energi nasional yang terus meningkat.
Meski belum memiliki fasilitas nuklir aktif, Yunani dinilai memiliki kesiapan awal dalam hal infrastruktur teknis dan kapasitas riset. Institusi seperti Demokritos National Centre for Scientific Research telah melakukan kajian awal terhadap teknologi nuklir sejak lama. Pengembangan tenaga nuklir diperkirakan akan melibatkan kolaborasi internasional. Beberapa negara telah menunjukkan minat untuk mendukung program nuklir sipil Yunani melalui transfer teknologi dan pelatihan teknis. Selain untuk memenuhi kebutuhan domestik, energi nuklir juga berpotensi menjadikan Yunani sebagai salah satu pusat ekspor energi bersih di kawasan Eropa Tenggara. Posisi geografis negara ini sangat strategis, berada di persimpangan antara Eropa, Asia, dan Afrika.
“Simak juga: Era Rumah Pintar: Samsung Siap Luncurkan Bespoke AI Home Appliances”
Meski berpotensi besar, adopsi energi nuklir bukan tanpa tantangan. Isu keselamatan, pengelolaan limbah radioaktif, dan biaya investasi awal menjadi perhatian utama. Di sisi lain, opini publik juga masih terbelah. Sebagian masyarakat masih menyimpan kekhawatiran terhadap risiko seperti kebocoran radiasi dan kecelakaan reaktor. Oleh karena itu, edukasi dan transparansi menjadi aspek penting dalam proses pengambilan kebijakan ini. Pemerintah berjanji bahwa setiap langkah akan ditempuh melalui kajian ilmiah yang mendalam dan keterlibatan masyarakat sipil. Proyek-proyek percontohan kecil, seperti SMR, bisa menjadi batu loncatan untuk membangun kepercayaan dan kapasitas nasional di sektor nuklir.
sustainabilitypioneers – Mesir Teken Proyek Surya 1 GW senilai 600 juta dolar AS dengan perusahaan energi asal Norwegia Scatec sebagai bagian…
sustainabilitypioneers – Paket Pembiayaan Hijau kini hadir sebagai komitmen nyata dari Bank Dunia dalam mendukung upaya Indonesia menuju masa depan energi…
sustainabilitypioneers – MEGABUILD Indonesia 2025 menjadi ajang penting yang menghadirkan inovasi terbaru dalam dunia konstruksi dan arsitektur, terutama dalam ranah hunian…
sustainabilitypioneers – NEERI Luncurkan Sustainovate 2025 sebagai sebuah inisiatif progresif untuk merespons berbagai tantangan lingkungan global melalui teknologi mutakhir. Kompetisi terbuka…
sustainabilitypioneers – Proyek Energi Surya Terapung Cirata menjadi sorotan utama dalam pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara. Proyek ini merupakan hasil…
sustainabilitypioneers – Fukushima Jadi Pusat Energi Hijau setelah pemerintah Jepang bersama TotalEnergies melalui anak perusahaan Saft mengumumkan proyek besar di wilayah…