sustainabilitypioneers – Wilayah urban jadi kunci pengurangan emisi di masa depan. Sebagai pusat konsentrasi penduduk yang semakin berkembang, kota-kota besar memiliki peran strategis dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia kini tinggal di perkotaan, dan diperkirakan 70 persen dari mereka akan tinggal di wilayah urban dalam dua dekade ke depan. Dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas di kota-kota besar, maka akan semakin besar pula emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan, khususnya dari sektor transportasi dan energi. Namun, di balik tantangan tersebut, wilayah urban juga menyimpan potensi besar sebagai garda terdepan dalam pengurangan emisi.
Wilayah perkotaan memiliki kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca. Berdasarkan laporan “Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023” dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sektor rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi sekitar 12 persen dari total energi nasional. Sebagian besar energi yang digunakan berasal dari listrik. Dimana mayoritas produksinya masih bergantung pada pembakaran batu bara, sumber energi yang sangat berdampak pada emisi karbon. Ditambah dengan sektor transportasi yang kian berkembang, maka emisi dari wilayah urban semakin membesar. Jika tidak segera diatasi, peningkatan jumlah penduduk di kota-kota besar akan memperburuk kondisi ini.
Peningkatan emisi dari sektor rumah tangga, transportasi, dan bangunan semakin sulit dihindari tanpa langkah mitigasi yang tepat. Oleh karena itu, untuk menanggulangi dampak perubahan iklim, perubahan besar dalam pola konsumsi energi dan pembangunan di kota-kota besar sangatlah dibutuhkan.
“Baca juga: Potongan Harga Listrik: Tutorial Diskon PLN sebesar 50%”
Solusi untuk mengurangi emisi di wilayah urban berfokus pada pengalihan sistem energi ke yang lebih berkelanjutan. Peralihan ini bisa dimulai dengan penghematan energi yang lebih efisien. Terutama pada sektor transportasi maupun bangunan. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah dengan menerapkan prinsip Bangunan Gedung Hijau (BGH). Dimana ini merupakan langkah yang dirancang untuk mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam. Penggunaan energi terbarukan, seperti panel surya pada gedung-gedung, adalah langkah strategis lainnya. Ini juga menjadi langkah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, sektor transportasi juga harus mengalami transisi besar. Peningkatan penggunaan transportasi publik yang ramah lingkungan, serta percepatan penggunaan kendaraan listrik, dapat membantu mengurangi emisi dari sektor ini. Dalam hal ini, kebijakan pemerintah yang mendukung penggunaan energi bersih di transportasi dan mendorong pembangunan infrastruktur ramah lingkungan sangat diperlukan.
“Simak juga: Wuling Memulai Produksi Lokal Baterai Mobil Listrik di Indonesia”
Proses transisi energi di wilayah urban tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan perubahan yang signifikan. Pemerintah pusat bertanggung jawab untuk menetapkan target pengurangan emisi yang sejalan dengan komitmen internasional melalui Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined Contributions/NDCs), sementara pemerintah daerah harus mengimplementasikan kebijakan tersebut di tingkat lokal.
Pemerintah provinsi dan kota memiliki kewenangan dalam menyusun data, memberi insentif dan disinsentif, serta mengawasi pelaksanaan kebijakan terkait pengurangan emisi. Meski demikian, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dalam merencanakan dan mengeksekusi kebijakan tersebut. Oleh karena itu, pelatihan dan peningkatan kapasitas teknis menjadi langkah krusial dalam mempercepat transisi energi.
Selain itu, sektor swasta juga memiliki peran besar dalam mendukung transisi ini dengan menyediakan teknologi dan solusi untuk bangunan dan transportasi yang ramah lingkungan. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang dalam pengembangan jasa manajemen energi, serta produk-produk yang mendukung efisiensi energi seperti peralatan rumah tangga hemat energi dan kendaraan listrik.
Kabupaten Sukoharjo, misalnya, telah menunjukkan keberhasilan dalam mengimplementasikan penghematan energi pada gedung-gedung pemerintahan mereka. Salah satu contohnya adalah Gedung Menara Wijaya, yang berhasil menghemat lebih dari 2 persen konsumsi energi pada tahun 2023, mengurangi emisi sekitar 25 metrik ton CO2. Keberhasilan ini didorong oleh komitmen dari pimpinan daerah dan keterlibatan aktif staf lokal dalam merencanakan serta mengeksekusi rencana transisi energi. Ini menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan dalam mengurangi emisi melalui kebijakan dan praktek yang efisien.
Di samping pemerintah, aktor non-pemerintah juga memiliki kontribusi yang signifikan dalam mendukung transisi energi. Organisasi masyarakat dan mitra internasional, misalnya, berperan dalam memberikan penelitian, pelatihan, serta membantu pemerintah dalam merancang kebijakan yang lebih efektif. Program-program seperti Collaborative Labeling and Appliance Standards Program (CLASP) memberikan informasi terkait konsumsi energi peralatan rumah tangga yang bisa digunakan untuk merencanakan transisi energi di sektor hunian.
Selain itu, sektor swasta bisa memanfaatkan peluang yang ada, seperti berkembangnya pasar untuk gedung-gedung hijau dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum. Perusahaan juga dapat berinovasi dalam menciptakan peralatan hemat energi yang dapat mengurangi konsumsi energi di wilayah urban.
Jika seluruh pemangku kepentingan bekerja sama dengan baik, maka wilayah urban bisa jadi kunci pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan adanya kolaborasi yang kuat, transisi energi di wilayah urban dapat mempercepat perubahan menuju kota yang lebih ramah lingkungan, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan bumi.
sustainabilitypioneers – Desalinasi Energi Surya merupakan solusi inovatif dalam mengatasi krisis air bersih, terutama di daerah yang kekurangan sumber air tawar.…
sustainabilitypioneers – Indonesia dan Korea Selatan terus memperkuat kerja sama di sektor energi bersih dan industri kendaraan listrik. Langkah ini bertujuan…
sustainabilitypioneers – Jerman Memimpin Transisi Energi melalui kebijakan yang dikenal sebagai Energiewende. Kebijakan ini berfokus pada peralihan dari energi fosil ke…
sustainabilitypioneers – Mengurangi dampak perubahan iklim melalui transisi energi terbarukan semakin menjadi fokus utama dunia. Negara-negara di seluruh dunia kini berkomitmen…
sustainabilitypioneers – DPR Sebut Gas dan Batu Bara Masih Dibutuhkan RI meskipun Indonesia tengah fokus pada transisi menuju energi hijau. Ketua…
sustainabilitypioneers – Menghemat pengeluaran dengan hidup hijau adalah pilihan yang tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk keuangan pribadi. Banyak…