Green Innovations

Menggali Potensi Greenovation untuk Perubahan Ekonomi Berkelanjutan di Kalsel

sustainabilitypioneers – Potensi greenovation untuk perubahan ekonomi di Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin menunjukkan relevansinya dalam upaya menciptakan perekonomian yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Ketergantungan yang besar terhadap sektor pertambangan, terutama batubara, membuat perekonomian Kalsel rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Oleh karena itu, inovasi hijau atau greenovation diperlukan untuk mengurangi ketergantungan tersebut dan membangun ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Tantangan Ekonomi Kalsel: Ketergantungan pada Sumber Daya Alam

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan mencatatkan pertumbuhan ekonomi Kalsel pada 2023 hanya sebesar 4,84 persen, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh sektor pertambangan, terutama batubara, yang mencatatkan pertumbuhan lebih rendah pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor ini masih mendominasi perekonomian daerah dengan kontribusi mencapai 30,82 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB). Ketergantungan pada sektor pertambangan membuat perekonomian Kalsel sangat sensitif terhadap perubahan harga batubara di pasar global.

“Baca juga: BRICS Sebagai Jalur Baru untuk Negosiasi Transisi Energi Indonesia”

Perlunya Transisi Ekonomi Menuju Greenovation

Untuk menciptakan perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan, diperlukan transisi ekonomi yang mengarah pada greenovation. Aditya Wiratama Putra, Ekonom Yunior dari Bank Indonesia Provinsi Kalsel, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah ini sangat dipengaruhi oleh harga batubara. Ketika harga batubara naik, ekonomi Kalsel dapat tumbuh lebih pesat, namun ketika harga turun, ekonomi daerah ini cenderung melambat. Oleh karena itu, greenovation menjadi langkah yang sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif dan memulai transformasi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan.

“Simak juga: Pemerintah Terima Pinjaman ADB untuk Perbaikan Irigasi Nasional”

Tiga Pilar Ekonomi Hijau Kalsel

Dalam rangka mempercepat transisi hijau di Kalsel, ada tiga pilar utama yang perlu dikembangkan, yaitu investasi dalam sektor manufaktur hijau, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hijau, serta pembangunan ekowisata sebagai sektor jasa yang berkelanjutan. Diperlukan investasi hijau untuk mengembangkan industri yang lebih ramah lingkungan, serta mendorong hilirisasi produk-produk pertambangan dan pertanian. Selain itu, UMKM juga perlu diberdayakan untuk mengadopsi model bisnis yang lebih berkelanjutan, sementara sektor pariwisata berkelanjutan dapat menjadi salah satu pendorong utama perekonomian hijau.

Kompetisi Greenovation 2023: Menjaring Ide dan Model Bisnis Hijau

Untuk mendukung transformasi ekonomi Kalsel, Bank Indonesia Provinsi Kalsel menggelar kompetisi Greenovation 2023, yang bertujuan untuk menjaring berbagai gagasan dan inisiatif hijau yang dapat diterapkan di Kalimantan. Kompetisi ini terbuka bagi para pelaku usaha dan masyarakat yang ingin berkontribusi dalam perubahan menuju ekonomi hijau. Melalui kompetisi ini, diharapkan akan muncul berbagai model bisnis hijau dan gagasan inovatif yang dapat diimplementasikan di Kalsel.

Mengembangkan Hilirisasi Produk Pertanian dan Pertambangan

Hilirisasi produk pertambangan dan sektor pangan merupakan salah satu langkah penting untuk menciptakan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalsel. Hilirisasi produk pangan, khususnya, dapat meningkatkan daya saing produk pertanian lokal serta menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih inklusif. Pemerintah dan sektor swasta perlu bersinergi untuk mendorong hilirisasi produk pertambangan dan pertanian yang ramah lingkungan serta memiliki nilai tambah.

Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan sebagai Pilar Ekonomi Hijau

Sektor pariwisata juga memegang peranan penting dalam transisi ekonomi Kalsel menuju ekonomi hijau. Pengembangan ekowisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan sektor pariwisata lokal tanpa merusak lingkungan. Salah satu upaya yang tengah diperjuangkan adalah menjadikan Geopark Meratus sebagai UNESCO Global Geopark. Jika berhasil, pengakuan ini akan meningkatkan status pariwisata Kalsel dan mendorong peningkatan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata.

Sinergi untuk Transisi Ekonomi Hijau

Kesuksesan transisi ekonomi menuju greenovation tidak bisa dicapai tanpa sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Masyarakat perlu didorong untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perubahan menuju ekonomi hijau. Sementara pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung implementasi ekonomi berkelanjutan. Dengan sinergi yang baik, Kalsel dapat mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif dan bergerak menuju ekonomi yang lebih inklusif dan ramah lingkungan.

Potensi greenovation untuk perubahan ekonomi di kalsel ini akan bisa menciptakan perekonomian yang lebih berkelanjutan dan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Selain itu, langkah ini akan membantu menjaga kelestarian alam yang menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.

Recent Posts

Lebih dari Sekadar Pepohonan: Konsep Green Building yang Berkelanjutan

sustainabilitypioneers – Konsep Green Building bukan hanya tentang memiliki banyak pepohonan di sekitar gedung. Seringkali, orang berpikir bahwa Green Building hanya…

4 hours ago

Transisi Energi 2025: Menggali Tren EV, PLTS, dan Pembangkit Nuklir di Era Baru

sustainabilitypioneers – Transisi Energi 2025 akan menjadi titik balik penting dalam upaya dunia mengatasi tantangan perubahan iklim. Di tengah ketidakpastian politik…

1 day ago

Tantangan Lingkungan Hidup 2025: Apa yang Harus Kita Hadapi?

sustainabilitypioneers – Tantangan Lingkungan Hidup 2025 menjadi sorotan utama di awal tahun ini, terutama di Indonesia, yang menghadapi dampak serius dari…

2 days ago

Transisi Energi Tertunda: G7 Masih Dukung Bahan Bakar Fosil

sustainabilitypioneers – Transisi energi tertunda, meskipun negara-negara G7 berjanji untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi…

3 days ago

Indonesia Terima Hibah Rp 248,8 Miliar untuk Percepat Transisi Energi Bersih dari UE dan Perancis

sustainabilitypioneers – Indonesia terima hibah senilai 14,7 juta euro atau sekitar Rp 248,8 miliar dari Uni Eropa (UE) dan Perancis untuk…

4 days ago

Mengintip 10 Tren Konstruksi 2025: Perubahan Besar dengan Teknologi dan Solusi Ramah Lingkungan

sustainabilitypioneers – 10 Tren Konstruksi 2025 menunjukkan bagaimana sektor konstruksi semakin dipengaruhi oleh inovasi teknologi dan pendekatan yang lebih ramah…

5 days ago