sustainabilitypioneers – Transisi energi Indonesia semakin mendapat dorongan dengan bergabungnya negara ini sebagai anggota tetap BRICS. Keanggotaan ini membuka peluang besar bagi Indonesia dalam mengakses jalur diplomasi baru untuk mendorong transisi energi yang lebih berkelanjutan. Pada Senin (6/1/2025), Brasil mengumumkan bahwa Indonesia resmi bergabung dengan BRICS, yang merupakan forum kerja sama lima negara besar yang berpengaruh di dunia, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keputusan ini membawa dampak positif, terutama bagi upaya Indonesia dalam melakukan transisi energi.
BRICS pertama kali dibentuk pada tahun 2009 dengan empat negara pendiri, yaitu Brasil, Rusia, India, dan China. Setahun kemudian, Afrika Selatan bergabung, menjadikan BRICS sebagai forum lima negara besar dengan ekonomi yang berkembang pesat. Sejak saat itu, BRICS terus berkembang dan memperluas keanggotaannya. Pada tahun 2024, negara-negara seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA) resmi bergabung.
Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kini menjadi anggota tetap BRICS, yang memungkinkan negara ini untuk berperan lebih besar dalam berbagai isu global, termasuk transisi energi yang menjadi tantangan bersama. Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS semakin solid dalam mendorong negara-negara berkembang untuk beralih dari ketergantungan energi fosil menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
“Baca juga: Perkebunan Sawit Ilegal: Walhi Bengkulu Tantang KLHK Bertindak di Kawasan Hutan”
BRICS memiliki komitmen bersama dalam mendorong transisi energi. Hal ini mengingat sebagian besar anggotanya telah memperkenalkan kebijakan dan teknologi yang ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. China, misalnya, telah lama memimpin dalam pengembangan teknologi energi terbarukan, yang membuatnya menjadi negara yang dominan dalam produksi energi hijau.
Bergabungnya Indonesia dalam BRICS membuka peluang untuk lebih banyak diplomasi energi dengan negara-negara besar yang sudah memimpin dalam teknologi hijau. Putra Adhiguna, Managing Director Energy Shift Institute, mengatakan bahwa semakin banyak aliansi yang dijalin Indonesia, semakin banyak juga peluang untuk mempercepat transisi energi di dalam negeri. “Dengan lebih banyak pintu diplomasi terbuka, dampak positif bagi negara kita dalam transisi energi akan semakin besar,” ujar Putra dalam wawancaranya dengan Kompas.com pada Jumat (10/1/2025).
“Simak juga: Pemerintah Terima Pinjaman ADB untuk Perbaikan Irigasi Nasional”
Indonesia, yang selama ini memegang kebijakan politik luar negeri bebas-aktif, memiliki posisi yang kuat dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak tanpa terikat blok tertentu. Dengan keanggotaan Indonesia di BRICS, negara ini berpotensi mengatasi pembatasan yang ada antara negara-negara Barat dan negara-negara berkembang. Indonesia kini dapat memanfaatkan posisi ini untuk memperjuangkan kepentingannya dalam transisi energi. Serta memperoleh investasi yang lebih besar dalam sektor energi terbarukan.
Kementerian Luar Negeri Indonesia juga menyatakan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS mencerminkan peran aktif Indonesia dalam isu-isu global. Langkah ini memperkuat komitmen Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara berkembang lainnya dalam upaya menciptakan tatanan global yang lebih inklusif dan berkeadilan. Keanggotaan BRICS ini merupakan langkah strategis negara kita untuk memperkuat hubungan multilateral dalam menghadapi tantangan transisi energi global.
Sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memegang peranan penting dalam transisi energi global. Dengan memanfaatkan platform BRICS, Indonesia dapat memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam memperoleh akses terhadap teknologi energi terbarukan yang lebih murah dan efisien. Di sisi lain, negara-negara BRICS yang memiliki kapasitas teknologi dalam energi hijau dapat berbagi pengalaman dan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan transisi energi yang dihadapi dunia.
Transisi energi negara kita menghadapi berbagai tantangan, namun juga peluang besar. Walaupun Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Seperti tenaga surya dan angin, langkah-langkah transisi energi yang lebih cepat perlu didorong. Melalui BRICS, Indonesia dapat mempercepat pengembangan sektor energi hijau dengan dukungan teknologi dari negara-negara anggota. Serta memperkuat komitmen negara-negara berkembang dalam menghadapi krisis iklim global.
sustainabilitypioneers – Konsep Green Building bukan hanya tentang memiliki banyak pepohonan di sekitar gedung. Seringkali, orang berpikir bahwa Green Building hanya…
sustainabilitypioneers – Transisi Energi 2025 akan menjadi titik balik penting dalam upaya dunia mengatasi tantangan perubahan iklim. Di tengah ketidakpastian politik…
sustainabilitypioneers – Tantangan Lingkungan Hidup 2025 menjadi sorotan utama di awal tahun ini, terutama di Indonesia, yang menghadapi dampak serius dari…
sustainabilitypioneers – Transisi energi tertunda, meskipun negara-negara G7 berjanji untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi…
sustainabilitypioneers – Indonesia terima hibah senilai 14,7 juta euro atau sekitar Rp 248,8 miliar dari Uni Eropa (UE) dan Perancis untuk…
sustainabilitypioneers – 10 Tren Konstruksi 2025 menunjukkan bagaimana sektor konstruksi semakin dipengaruhi oleh inovasi teknologi dan pendekatan yang lebih ramah…