sustainabilitypioneers – Whoosh menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan setelah pernyataan terbuka dari Luhut Binsar Pandjaitan. Proyek kereta cepat ini sejak awal sudah dinilai banyak pihak memiliki potensi masalah besar. Beban utang yang tinggi serta skema pembiayaan yang berat membuat keberlanjutan proyek selalu menjadi tanda tanya. Dalam prosesnya, proyek ini awalnya dijanjikan berbasis kerja sama antarperusahaan namun kenyataannya harus mendapat suntikan dana dari APBN untuk memastikan keberlangsungan. Selama masa pembangunan, pembengkakan biaya menjadi tantangan berat yang tidak dapat dihindari. Meski kini sudah beroperasi selama dua tahun, tantangan finansial justru semakin terasa karena utang pokok dan bunga kepada pihak China harus segera dibayarkan. Luhut yang terlibat sejak masa awal proyek memberikan pernyataan blakblakan mengenai kondisi proyek tersebut yang menurutnya sudah bermasalah sejak diterima pemerintah.
Pernyataan Luhut mengenai kondisi Whoosh sejak awal memicu reaksi besar dari masyarakat. Ia menjelaskan bahwa proyek tersebut sudah bermasalah sejak perencanaan awal. Saat itu Luhut ikut mengurusi proyek kereta cepat karena jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Dalam pengakuannya, ia sudah melakukan pertemuan dengan pihak China untuk membicarakan negosiasi. Luhut menyebutkan bahwa ia menerima proyek tersebut dalam keadaan sudah busuk dan segera melakukan audit serta perundingan lanjutan. Dalam situasi ini, beban utang dan bunga menjadi bagian dari negosiasi besar yang sedang berjalan. Luhut menegaskan bahwa semua proses penyelesaian saat ini tinggal menunggu keputusan presiden. Ia juga menyampaikan bahwa pihak China sudah bersedia untuk melakukan pembicaraan ulang sehingga penyelesaian masalah finansial ini diharapkan berjalan lancar.
“Baca juga: Jokowi Sudah Tahu? Bro Ron Buka-Bukaan Soal Obrolan Rahasia dengan Ahmad Sahroni!”
Luhut menyebutkan bahwa penerbitan Keputusan Presiden menjadi langkah penting untuk menyelesaikan beban utang proyek Whoosh. Ia telah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk Rosan selaku pejabat terkait agar proses restrukturisasi dapat segera dilakukan. Pemerintah sebelumnya juga sudah melakukan pembahasan bersama pihak China untuk mencapai kesepakatan baru mengenai skema pembayaran utang pokok dan bunga. Menurut Luhut, restrukturisasi menjadi jalan utama untuk meringankan beban keuangan BUMN Indonesia yang terlibat dalam proyek ini. Pergantian pemerintahan disebut memperlambat proses negosiasi sehingga perlu langkah tegas dari presiden. Ia berharap dengan terbitnya keputusan presiden maka proses perundingan dapat segera dilanjutkan. China disebut sudah menyatakan kesediaannya untuk membahas skema restrukturisasi sehingga peluang penyelesaian masalah semakin terbuka.
“Simak juga: TNI Gempur Markas OPM Soanggama! 14 Anggota KKB Tewas dalam Serangan Kilat!”
Total investasi pembangunan proyek Whoosh mencapai sekitar 7,27 miliar dollar AS atau setara lebih dari 120 triliun rupiah. Sekitar 75 persen pembiayaan diperoleh melalui pinjaman dari China Development Bank dengan bunga 2 persen per tahun. Skema pinjaman dilakukan dalam jangka waktu panjang dengan bunga tetap selama 40 tahun pertama. Tingkat bunga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan proposal Jepang yang hanya 0,1 persen per tahun. Dalam perjalanannya terjadi pembengkakan biaya hingga mencapai 1,2 miliar dollar AS sehingga pinjaman tambahan dengan bunga di atas 3 persen pun diambil. Selain pinjaman utama, pembiayaan proyek ini juga melibatkan penyertaan modal pemerintah lewat APBN dan kontribusi konsorsium BUMN Indonesia serta perusahaan China. Lebih dari separuh dana tambahan untuk menutupi pembengkakan biaya berasal dari tambahan utang. Sisanya ditanggung melalui patungan modal dari kedua belah pihak sesuai dengan porsi sahamnya di KCIC.
Proses restrukturisasi proyek Whoosh kini menjadi perhatian besar pemerintah Indonesia. Luhut menyampaikan bahwa saat ini tidak ada rencana menggunakan dana APBN untuk melunasi utang proyek tersebut. Ia menekankan pentingnya restrukturisasi utang dengan pihak China sebagai satu-satunya jalan keluar. Selain itu, beban bunga jangka panjang menjadi perhatian karena dapat menggerus keuangan BUMN yang terlibat jika tidak diselesaikan secara tepat. Pemerintah berharap restrukturisasi dapat memberi kelonggaran waktu pembayaran dan penyesuaian skema bunga. Luhut menegaskan bahwa proses ini akan dijalankan secara serius dan terkoordinasi dengan baik. Masyarakat pun kini menaruh perhatian penuh pada langkah pemerintah dan hasil negosiasi dengan China yang akan menentukan masa depan proyek transportasi besar ini.
Artikel ini bersumber dari kompas dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di sustainabilitypioneers
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
sustainabilitypioneers – Ahmad Sahroni menjadi sorotan publik setelah pertemuannya dengan Ronald A Sinaga atau Bro Ron diketahui oleh Presiden ke-7 Republik…
sustainabilitypioneers – IHSG ditutup di level 8.067 atau turun 161 poin pada Selasa 14 Oktober 2025 dengan investor asing mencatatkan jual…
sustainabilitypioneers – Family Office menjadi sorotan panas dalam perdebatan kebijakan ekonomi nasional setelah usulan pembentukannya ditolak secara tegas oleh Menteri Keuangan…
sustainabilitypioneers – Pohon Emas menjadi perbincangan hangat setelah para ilmuwan menemukan fakta mencengangkan tentang tumbuhan yang mampu menghasilkan partikel emas di…
sustainabilitypioneers – Banjir Medan menjadi perhatian besar sejak Minggu dini hari saat lima kecamatan di Kota Medan terendam air akibat luapan…
sustainabilitypioneers – BTC menjadi sorotan utama pasar global sejak pengumuman kebijakan perdagangan terbaru dari Amerika Serikat yang mengguncang ekonomi dunia.…