
Ilustrasi turbin angin.
sustainabilitypioneers – Investasi dan instalasi energi terbarukan (Renewable Energy), khususnya energi surya dan angin, di seluruh dunia kini mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Momentum ini menjadi sinyal positif menjelang perundingan iklim global COP30. Data menunjukkan Peningkatan Energi Terbarukan Global sedang mencapai titik eksplosif.
Pada tahun 2025, penambahan energi terbarukan diproyeksikan mencapai 793 GW, naik 11% dari 717 GW pada tahun 2024. Peningkatan ini menandakan percepatan berkelanjutan dalam penerapan energi bersih, mengikuti lonjakan tahunan yang tinggi (22% pada 2023 dan 66% pada 2022).
Dalam tren Peningkatan Energi Terbarukan Global ini, China berada di garis terdepan. Negeri Tirai Bambu ini mencatatkan kontribusi terbesar di dunia:
Secara keseluruhan, tenaga surya menjadi penyumbang energi bersih paling besar. Namun, perlu digarisbawahi bahwa tenaga angin menunjukkan momentum pertumbuhan persentase tahunan yang lebih cepat.
Meskipun terjadi ekspansi yang sangat cepat di lapangan, ada ironi yang terjadi di tingkat kebijakan. Target nasional yang ditetapkan oleh berbagai negara secara kolektif dinilai masih kurang ambisius. Janji-janji pemerintah saat ini masih tertinggal jauh di belakang tujuan global untuk melipatgandakan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan pada tahun 2030.
Kesenjangan antara Peningkatan Energi Terbarukan Global yang terjadi secara aktual di lapangan dan target resmi ini menimbulkan ketidakpastian. Apakah target tiga kali lipat pada tahun 2030 benar-benar bisa tercapai?
Kabar baiknya, karena dunia telah berhasil menggenjot kapasitas surya dan angin dalam jumlah besar, target global untuk melipatgandakan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan pada tahun 2030 kini menjadi lebih mudah dicapai.
Dunia hanya perlu mempertahankan pertumbuhan penambahan kapasitas sebesar 12% setiap tahun dari 2026 hingga 2030. Angka ini jauh lebih realistis setelah tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (29%) tercatat selama periode 2023 hingga 2025.
Akan tetapi, ada tantangan baru: pertumbuhan energi terbarukan saat ini tidak seimbang karena terlalu bergantung pada energi surya. Ketergantungan ini membuat target kapasitas terlihat bagus, namun target produksi energi listrik aktual masih jauh dari ideal.
Menurut Katye Altieri, Analis Transisi Listrik Global dari Ember, pemerintah perlu segera menyesuaikan kebijakan perencanaan mereka.
“Energi terbarukan sedang berkembang pesat, dipimpin oleh energi surya. Namun, jika negara-negara tidak segera memperbarui target mereka, kita berisiko kekurangan pasokan jaringan listrik, fleksibilitas, dan penyimpanan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan luar biasa ini.”
Oleh karena itu, percepatan investasi pada teknologi penyimpanan (baterai) dan peningkatan infrastruktur jaringan listrik yang fleksibel harus menjadi prioritas global berikutnya, di samping terus mendorong Peningkatan Energi Terbarukan Global dari sumber lain seperti angin dan hidro.
sustainabilitypioneers – Sektor energi merupakan salah satu penentu utama dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim. Di Asia Tenggara, MedcoEnergi…
sustainabilitypioneers – Indonesia tengah gencar mendorong investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mencapai target bauran energi nasional. Realisasi…
sustainabilitypioneers – Brasil, sebagai salah satu produsen minyak dan gas terbesar di Amerika Selatan, baru-baru ini mengumumkan sebuah rencana ambisius dan cerdas.…
sustainabilitypioneers – Pemerintah Indonesia saat ini memprioritaskan dua kebijakan nasional yang krusial: program hilirisasi migas dan transisi energi. Dalam konteks…
sustainabilitypioneers - Transisi energi merupakan topik mendesak di Indonesia. Pemerintah giat mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan…
sustainabilitypioneers - PT PLN (Persero) baru saja mencetak sejarah baru dalam dunia event olahraga dan lingkungan di Indonesia. Acara tahunan…