sustainabilitypioneers – Taksi bahan bakar gas (CNG) kini menjadi pilihan inovatif dalam dunia transportasi, dan Blue Bird telah mengambil langkah besar dengan menghadirkan layanan taksi berbahan bakar gas sebagai solusi ramah lingkungan. Dalam upayanya untuk mengurangi dampak polusi dan emisi kendaraan, Blue Bird berkomitmen memperkenalkan teknologi baru yang tidak hanya efisien, tetapi juga lebih bersih dibandingkan dengan taksi berbahan bakar konvensional seperti bensin atau solar. Di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya, Blue Bird telah mengoperasikan taksi berbahan bakar gas dengan lebih dari 300 unit taksi yang sudah beralih menggunakan bahan bakar alternatif ini.
Blue Bird menyadari pentingnya kontribusi dunia transportasi dalam mengurangi polusi udara, dan salah satu langkah yang mereka tempuh adalah memperkenalkan taksi berbahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas). Tak seperti yang banyak orang kira, taksi ini tidak menggunakan gas LPG (Liquefied Petroleum Gas), tetapi CNG yang lebih ramah lingkungan. CNG adalah gas alam yang dikenal lebih efisien dan menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar minyak.
General Manager Blue Bird Jawa Timur, Rito Sudarmawan, menjelaskan bahwa meskipun banyak orang mengira taksi ini menggunakan gas LPG, kenyataannya bahan bakar yang digunakan adalah gas CNG, yang memiliki keunggulan lebih dalam hal ramah lingkungan. “Taksi ini menggunakan dua sistem bahan bakar. Jadi, selain gas, taksi ini tetap bisa beroperasi menggunakan bensin jika gas CNG habis,” ungkap Rito. Hal ini memungkinkan taksi berbahan bakar gas untuk tetap beroperasi dengan lancar, meskipun pengemudi tidak menemukan stasiun pengisian gas terdekat.
Taksi Blue Bird yang menggunakan bahan bakar gas memiliki sistem bahan bakar ganda, yaitu gas CNG dan bensin. Pada saat kendaraan baru dinyalakan, mesin mobil akan menggunakan bensin terlebih dahulu. Namun, setelah beberapa detik, sistem kendaraan secara otomatis beralih menggunakan gas CNG. Proses peralihan ini sangat mulus dan tidak mempengaruhi kinerja mesin. Dengan begitu, taksi ini dapat memaksimalkan penggunaan gas CNG, yang merupakan bahan bakar yang lebih bersih dan lebih hemat biaya.
Sistem bahan bakar ganda ini memastikan bahwa taksi Blue Bird tetap dapat beroperasi tanpa terganggu meskipun pasokan gas habis. Saat gas CNG mulai habis, indikator pada dashboard akan memberi tahu pengemudi, yang kemudian bisa mengganti mode bahan bakar ke bensin hanya dengan menekan tombol yang ada di dekat setir.
Selain itu, satu pengisian gas CNG dapat membuat taksi Blue Bird melaju sejauh 160 hingga 180 kilometer. Ini tergantung pada kondisi jalan dan rute yang dilalui. Dengan adanya sistem pengisian gas yang terletak di lokasi strategis seperti di pool Blue Bird Surabaya yang dekat dengan tempat pengisian gas di Jalan Ratna, operasional taksi berbahan bakar gas menjadi lebih efisien.
Salah satu alasan utama Blue Bird beralih menggunakan bahan bakar gas CNG adalah untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. CNG dikenal memiliki emisi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil tradisional seperti bensin dan solar. Oleh karena itu, taksi berbahan bakar gas ini membantu menurunkan tingkat polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan di jalan-jalan kota. Terutama di kawasan padat penduduk seperti Surabaya dan Jakarta.
Dengan pengurangan polusi udara, kualitas udara di kota-kota besar pun bisa terjaga, yang tentunya akan berdampak positif pada kesehatan masyarakat. Selain itu, penggunaan CNG juga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak yang semakin langka dan mahal. Hal ini juga mendukung keberlanjutan energi di Indonesia.
“Simak juga: Mobil Listrik BYD Atto 2: Desain dan Fitur yang Menawan”
Meskipun taksi berbahan bakar gas membawa banyak manfaat, implementasinya tidak terlepas dari beberapa tantangan. Salah satunya adalah masih terbatasnya jaringan pengisian gas CNG di beberapa daerah. Di Surabaya, tempat Blue Bird sudah mengoperasikan taksi berbahan bakar gas, stasiun pengisian gas sudah cukup banyak. Namun, untuk kota-kota lain, perlu ada pengembangan infrastruktur yang lebih luas agar taksi berbahan bakar gas dapat semakin berkembang.
Meskipun demikian, prospek taksi berbahan bakar gas sangat menjanjikan, baik untuk perusahaan transportasi seperti Blue Bird maupun untuk lingkungan. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang berkomitmen untuk beralih ke energi bersih, masa depan transportasi ramah lingkungan semakin cerah. Blue Bird telah menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tepat, perubahan menuju transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan bukanlah hal yang mustahil.
Dengan langkah Blue Bird yang menggunakan taksi berbahan bakar gas, perusahaan ini tidak hanya menghadirkan layanan transportasi yang efisien dan hemat biaya. Tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam upaya mengurangi polusi dan menjaga kualitas udara di kota-kota besar Indonesia. Sebagai pelopor, Blue Bird menunjukkan bahwa inovasi dalam dunia transportasi dapat berperan besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.
sustainabilitypioneers – Perusahaan energi terbarukan Indonesia semakin menunjukkan peran penting dalam mewujudkan transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.…
sustainabilitypioneers – Swasembada pangan dan energi menjadi dua sektor penting yang harus diperhatikan untuk menunjang ketahanan nasional. PT Wijaya Karya (Persero)…
sustainabilitypioneers – Inovasi Hijau PT Vale terus menjadi sorotan, terutama dalam mendukung agenda nasional menuju karbon rendah. PT Vale Indonesia Tbk…
sustainabilitypioneers – Hijaukan apartemen Anda adalah langkah sederhana yang bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan dan kesejahteraan Anda. Sebagai penghuni apartemen,…
sustainabilitypioneers – Inovasi Hijau PTPP menjadi sorotan utama dalam proyek pembangunan Tol Semarang-Demak, terutama dengan diterapkannya penggunaan bambu sebagai salah satu…
sustainabilitypioneers – PLTS Terapung di Danau Singkarak menjadi sorotan sebagai langkah inovatif menuju penggunaan energi bersih di Indonesia. Proyek ini melibatkan…