Green Innovations

Militer Sejumlah Negara Mulai Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan untuk Pangkas Emisi Karbon

sustainabilitypioneers – Teknologi ramah lingkungan semakin diterapkan dalam berbagai sektor, termasuk sektor militer, yang selama ini dikenal sebagai salah satu konsumen energi terbesar dan penyumbang polusi terbesar di dunia. Sektor militer bergantung pada bahan bakar fosil untuk menjalankan operasionalnya, yang berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca (GRK). Namun, dengan semakin tingginya kesadaran akan perubahan iklim, militer di sejumlah negara mulai berinovasi dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi dampak ekologisnya. Langkah ini diharapkan dapat membantu menurunkan emisi karbon dan menciptakan solusi berkelanjutan dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.

Dampak Lingkungan dari Sektor Militer

Sektor militer selama ini menjadi salah satu penyumbang utama emisi global. Menurut data dari Conflict and Environment Observatory (CEOBS), sektor ini bertanggung jawab atas sekitar 5,5 persen emisi global setiap tahunnya. Ini disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam berbagai operasi militer, mulai dari pesawat tempur, kendaraan lapis baja, hingga kapal perang. Tidak hanya emisi karbon, aktivitas militer juga dapat menimbulkan pencemaran lainnya, seperti kontaminasi laut akibat bahan kimia, polusi udara, dan pencemaran tanah akibat limbah logam berat.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim sebagai masalah global, sektor militer mulai menghadapi tekanan untuk mengurangi dampak ekologis mereka. Banyak negara kini menyadari bahwa ancaman perubahan iklim tidak hanya bersifat ekologis, tetapi juga dapat berpotensi menjadi ancaman terhadap keamanan nasional dan global.

“Baca juga: Mesin Cetak Uang Palsu di Alauddin Makassar Harga Rp600 Juta”

Inisiatif Global Menuju Net Zero Emission

Upaya pengurangan emisi di sektor militer tidak hanya dilakukan oleh negara-negara besar secara terpisah, namun juga dalam kerangka aliansi internasional. Salah satu contoh nyata adalah inisiatif North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang menargetkan pencapaian net zero emission pada 2050. Melalui Rencana Aksi Iklim yang dimulai pada 2021, NATO telah berkomitmen untuk mengurangi emisi dari sektor militer dan beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Sofia Kabbej, peneliti dari French Institute for International and Strategic Affairs (IRIS), menyatakan bahwa langkah NATO ini adalah bukti pengakuan terhadap perubahan iklim. Dalam hal ini perubahan iklim yang dikaitkan sebagai masalah yang sangat berhubungan dengan keamanan. “Ini adalah pengakuan bahwa aliansi militer terbesar di dunia memandang perubahan iklim sebagai masalah keamanan, dan mereka memahami bahwa mereka harus bertindak,” ujar Kabbej, dikutip dari Euro News, Senin (9/12/2024).

“Simak juga: Fashion Ramah Lingkungan: Menyelami Tren dan Contoh yang Menginspirasi”

Adopsi Teknologi Ramah Lingkungan oleh Negara-Negara Militer

Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil. Di Inggris, misalnya, militer mulai mengadopsi kendaraan hibrida listrik untuk truk, kendaraan lapis baja, dan kendaraan patroli. Sistem hibrida ini menggabungkan dua sumber energi, seperti tenaga angin atau surya dengan energi konvensional. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi emisi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain itu, beberapa angkatan darat juga menguji penggunaan tenaga surya, tenaga angin, dan sel bahan bakar hidrogen di kamp-kamp militer. Penggunaan teknologi ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga untuk menciptakan efisiensi energi yang lebih baik selama kegiatan operasional militer.

Inovasi pada Pertahanan Udara: Penggunaan Simulator Penerbangan

Sektor pertahanan udara juga ikut mengurangi emisi melalui inovasi teknologi. Misalnya, Norwegia telah mulai menggunakan simulator penerbangan untuk pelatihan pesawat tempur. Termasuk F35 dalam rangka guna mengurangi emisi yang dihasilkan dari penerbangan sesungguhnya. Kepala Pertahanan Norwegia, Erik Kristoffersen, menyebutkan bahwa penggunaan simulator memungkinkan lebih banyak pelatihan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Simulator ini bahkan tanpa perlu penerbangan nyata yang membutuhkan bahan bakar.

“Dengan F35, kami menggunakan simulator yang sangat bagus sehingga kami dapat melakukan lebih banyak pelatihan dalam waktu yang lebih singkat,” ungkap Kristoffersen. “Karena kami tidak perlu melakukan persiapan keselamatan untuk terbang. Kami tidak merusak armada kami yang sudah ada, dan ini juga mengurangi kebutuhan perawatan,” tambahnya. Langkah ini juga memberikan keuntungan berupa penghematan biaya operasional serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Masa Depan Militer dengan Teknologi Hijau

Penerapan teknologi ramah lingkungan dalam sektor militer ini menunjukkan bahwa sektor yang selama ini dikenal sebagai salah satu penyumbang emisi terbesar di dunia. Diharapkan dengan penerapan teknologi ini dapat bertransformasi menuju keberlanjutan. Di era ini semakin banyak negara yang mulai mengadopsi teknologi hijau. Militer memiliki peran penting dalam mempercepat perubahan menuju penggunaan energi yang lebih bersih. Tidak hanya itu, sektor militer juga dapat menjadi pelopor dalam mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan. Hal ini pada akhirnya diharapkan dapat diterapkan di sektor-sektor lain.

Dengan beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan, militer tidak hanya membantu mengurangi jejak karbon. Tetapi juga berkontribusi pada perubahan besar dalam cara dunia menghadapi tantangan perubahan iklim. Ke depannya, kolaborasi antara sektor militer dan sektor energi hijau akan menjadi kunci dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan.

Recent Posts

Perusahaan Energi Terbarukan Indonesia: Solusi Menuju Masa Depan Berkelanjutan

sustainabilitypioneers – Perusahaan energi terbarukan Indonesia semakin menunjukkan peran penting dalam mewujudkan transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.…

5 hours ago

WIKA Percepat Swasembada Pangan dan Energi melalui Pembangunan Infrastruktur Kunci

sustainabilitypioneers – Swasembada pangan dan energi menjadi dua sektor penting yang harus diperhatikan untuk menunjang ketahanan nasional. PT Wijaya Karya (Persero)…

1 day ago

Inovasi Hijau PT Vale: Transformasi Truk Berat Menuju Kendaraan Ramah Lingkungan

sustainabilitypioneers – Inovasi Hijau PT Vale terus menjadi sorotan, terutama dalam mendukung agenda nasional menuju karbon rendah. PT Vale Indonesia Tbk…

2 days ago

Cara Mudah Hijaukan Apartemen Anda untuk Hidup Lebih Sehat

sustainabilitypioneers – Hijaukan apartemen Anda adalah langkah sederhana yang bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan dan kesejahteraan Anda. Sebagai penghuni apartemen,…

3 days ago

Inovasi Hijau PTPP: Pemanfaatan Bambu dalam Proyek Tol Semarang-Demak

sustainabilitypioneers – Inovasi Hijau PTPP menjadi sorotan utama dalam proyek pembangunan Tol Semarang-Demak, terutama dengan diterapkannya penggunaan bambu sebagai salah satu…

4 days ago

Terobosan Energi Hijau: PLTS Terapung di Danau Singkarak Bersama BRIN

sustainabilitypioneers – PLTS Terapung di Danau Singkarak menjadi sorotan sebagai langkah inovatif menuju penggunaan energi bersih di Indonesia. Proyek ini melibatkan…

5 days ago