sustainabilitypioneers – Palestina kembali menjadi sorotan dunia setelah 10 negara baru menyuarakan dukungan atas kedaulatan wilayah tersebut. Dukungan ini tercatat dalam Sidang Umum PBB yang terbaru. Negara-negara seperti Portugal, Malta, Jerman, Australia, dan Meksiko bergabung dalam daftar yang telah lebih dahulu mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Hal ini menambah jumlah negara pendukung menjadi lebih dari 150. Deklarasi dari Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, juga menguatkan bahwa pengakuan ini adalah janji akan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Palestina dan Israel. Meski begitu, tekanan dan konflik masih terjadi di Jalur Gaza. Resolusi damai kembali diajukan oleh Dewan Keamanan PBB, namun ditolak oleh Amerika Serikat melalui hak veto. Palestina masih harus menghadapi kenyataan bahwa perdamaian sulit dicapai tanpa komitmen dari seluruh pihak internasional.
Dalam suasana konflik yang belum mereda, Indonesia untuk Palestina menjadi harapan dari kawasan Asia Tenggara. Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk selalu berpihak pada kemanusiaan dan keadilan. Tidak hanya melalui forum internasional, Indonesia juga menunjukkan solidaritasnya dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bantuan berupa makanan, obat-obatan, hingga pembangunan rumah sakit sudah dilakukan beberapa kali. Selain itu, kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB menjadi tonggak penting. Selama satu dekade terakhir, tidak ada Presiden RI yang menghadiri langsung forum tersebut. Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato penting yang mengangkat peran Indonesia sebagai pemimpin Global South dan suara dari negara-negara berkembang. Salah satu isu yang diyakini akan diangkat adalah Palestina. Indonesia untuk Palestina bukan hanya slogan, namun juga aksi nyata yang terus dijalankan.
“Baca juga: Tak Terduga! Taliban Hapus Buku Perempuan dari Dunia Akademik Afghanistan”
Usaha menciptakan gencatan senjata permanen antara Israel dan Palestina kembali mengalami jalan buntu. Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut penghentian total serangan di Jalur Gaza telah ditolak oleh Amerika Serikat. Dalam penolakan tersebut, AS menjadi satu-satunya negara anggota Dewan Keamanan yang menggunakan hak vetonya. Resolusi ini sebelumnya didukung oleh mayoritas anggota DK PBB, yang menuntut penghentian serangan dan pencabutan pembatasan bantuan kemanusiaan. Palestina tetap menjadi korban dari keputusan-keputusan politik besar yang tidak berpihak pada kemanusiaan. Dalam konteks ini, dukungan dari negara-negara seperti Indonesia menjadi semakin vital. Meski tidak memiliki kekuatan veto, suara Indonesia untuk Palestina dapat memberi tekanan moral pada komunitas internasional. Keputusan AS dan pernyataan PM Israel menegaskan bahwa perjuangan menuju perdamaian masih panjang.
“Simak juga: Gaji ASN Naik Lagi? Guru, TNI, dan Polri Dapat Bonus Tambahan!”
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, kembali menyuarakan penolakannya terhadap pembentukan negara Palestina. Dalam video yang dirilis menjelang kepulangannya dari AS, ia menyebut bahwa pengakuan terhadap Palestina hanya akan menjadi hadiah besar bagi terorisme. Sikap keras ini memicu reaksi keras dari komunitas internasional, terutama dari negara-negara yang baru saja menyuarakan dukungannya kepada Palestina. Dunia kembali diingatkan akan tantangan besar dalam proses perdamaian Timur Tengah. Palestina tidak hanya harus menghadapi blokade dan serangan, tetapi juga retorika yang menolak keberadaannya sebagai negara. Dalam konteks ini, kehadiran Indonesia di forum internasional menjadi sangat strategis. Sebagai negara mayoritas Muslim dengan posisi geopolitik netral, suara Indonesia untuk Palestina berpotensi menjadi jembatan dialog baru. Reaksi dunia pun terus mencuat, menunjukkan bahwa isu ini bukan hanya regional, melainkan global.
Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB menjadi sorotan penting. Dalam pidatonya nanti, Prabowo diharapkan menegaskan dukungan Indonesia untuk Palestina secara tegas. Hal ini diungkapkan oleh anggota DPR RI Amelia Anggraini yang menilai momen ini sangat strategis. Menurutnya, forum internasional seperti PBB adalah tempat ideal untuk menegaskan kembali posisi Indonesia. Indonesia telah lama dikenal sebagai negara yang konsisten mendukung Palestina. Dari bantuan kemanusiaan hingga posisi politik, Indonesia tidak pernah goyah. Dengan kehadiran langsung Presiden RI di forum dunia, pesan dukungan itu bisa disampaikan lebih kuat. Palestina kini menanti lebih dari sekadar doa, dunia membutuhkan tindakan nyata. Prabowo membawa harapan bahwa suara Indonesia akan menggema lebih keras, dan bahwa dunia akan melihat Indonesia sebagai bagian penting dari perjuangan kemerdekaan bangsa yang tertindas.
Artikel ini bersumber dari news.detik.com dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di sustainabilitypioneers
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa
sustainabilitypioneers – Afghanistan kembali menyita perhatian dunia internasional setelah muncul kebijakan baru yang melarang seluruh buku karya perempuan di semua universitas.…
sustainabilitypioneers – Bahlil menjadi pusat perhatian publik usai menyatakan bahwa stok bahan bakar minyak nasional hanya cukup untuk 18 hingga 21…
sustainabilitypioneers – IHSG mengakhiri perdagangan pekan ini dengan performa yang sangat positif. Pada Jumat 19 September indeks harga saham gabungan ditutup…
sustainabilitypioneers – Pertamina kembali menjadi sorotan setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menegaskan arah kebijakan pemerintah terkait pembelian…
sustainabilitypioneers – Erick Thohir kembali menjadi sorotan publik usai dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan pejabat sebelumnya. Pelantikan dilakukan di…
sustainabilitypioneers – Netanyahu kembali menjadi pusat perhatian dunia setelah melontarkan pernyataan mengejutkan mengenai ponsel dan keterkaitannya dengan Israel. Dalam sebuah pertemuan…