sustainabilitypioneers – Emisi di industri karbon tinggi terus menjadi sorotan utama dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) mengungkapkan bahwa sektor-sektor dengan emisi karbon tinggi seperti baja, penerbangan, ekspedisi, dan kimia telah membuat beberapa kemajuan dalam mengurangi emisi. Namun, meskipun ada kemajuan yang signifikan, sektor-sektor ini tidak bergerak cukup cepat untuk mencapai target emisi nol pada tahun 2050. Dimana ini yang menjadi tujuan global dalam memerangi perubahan iklim. Laporan ini menunjukkan bahwa meskipun emisi dari sektor-sektor ini menurun, kecepatan pengurangan emisi tersebut masih jauh dari yang dibutuhkan untuk menghindari dampak yang lebih buruk dari perubahan iklim.
Delapan sektor yang dianggap sulit untuk mengurangi emisinya, termasuk baja, aluminium, semen, kimia, minyak dan gas, penerbangan, pengiriman, serta angkutan truk (trucking). Dimana sektor tersebut menyumbang sekitar 40 persen dari total emisi gas rumah kaca (GRK) global. Berdasarkan laporan WEF, emisi dari sektor-sektor ini mengalami penurunan sekitar 0,9 persen antara tahun 2022 dan 2023, meskipun emisi terkait energi global secara keseluruhan meningkat 1,3 persen pada periode yang sama.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa sektor-sektor yang sulit dikurangi emisinya telah berhasil mengurangi total emisi mereka dan intensitas emisi. Meskipun ada peningkatan permintaan rata-rata sebesar 9,2 persen antara tahun 2019 hingga 2023. Ini menunjukkan bahwa upaya dekarbonisasi yang dilakukan oleh sektor-sektor ini sudah dapat memisahkan pertumbuhan permintaan dengan peningkatan emisi.
Beberapa sektor seperti aluminium, semen, kimia, penerbangan, dan trucking telah berhasil mengurangi intensitas emisi mereka. Ini dilakukan melalui peningkatan penggunaan energi terbarukan dan praktik daur ulang yang lebih baik. Menurut laporan WEF menekankan bahwa sektor-sektor ini masih jauh dari mencapai target nol emisi pada 2050. Mungkin hal ini butuh lebih banyak upaya dan investasi untuk mencapai tujuan tersebut.
“Baca juga: Fashion Ramah Lingkungan: Menyelami Tren dan Contoh yang Menginspirasi”
Meski ada kemajuan, hambatan tetap menghalangi sektor-sektor ini untuk bergerak lebih cepat dalam mengurangi emisi di industri karbon tinggi. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan investasi yang sangat besar. Untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, delapan sektor yang disorot dalam laporan ini diperkirakan memerlukan tambahan investasi sebesar 30 triliun dolar AS. Sekitar 13 triliun dolar AS harus berasal langsung dari industri itu sendiri. Sementara sisanya, yaitu 17 triliun dolar AS, berasal dari ekosistem yang lebih luas, termasuk pemasok energi.
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa hampir setengah dari pengurangan emisi yang diperlukan dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang sudah tersedia secara komersial. Beberapa teknologi penting seperti hidrogen dan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) masih dalam tahap awal. Dimana teknologi ini belum berkembang dengan kecepatan yang dibutuhkan. Seperti teknologi CCUS yang masih memenuhi kurang dari 1 persen dari kebutuhan sektoral. Untuk mewujudkan dunia tanpa emisi karbon, kapasitas global teknologi CCUS harus diperbesar setidaknya 60 kali lipat dari kapasitas yang ada pada tahun 2022. Ini diperkirakan 120 kali lipat pada tahun 2050, menurut laporan McKinsey.
“Simak juga: Hutan Mycelia Cikole: Pengalaman Wisata Malam yang Memikat di Bandung”
Sementara itu, kecerdasan buatan (AI) diperkirakan dapat memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan pengurangan emisi. AI dapat mendukung manajemen aset. Ai juga mempercepat penelitian dan pengembangan teknologi hijau, serta memungkinkan pelaporan karbon yang lebih transparan pada tingkat produk. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa adopsi AI global yang lebih luas juga dapat meningkatkan permintaan listrik. Pada gilirannya ini dapat meningkatkan konsumsi energi dan berpotensi memperburuk emisi karbon, terutama jika tidak disertai dengan peningkatan sumber energi terbarukan.
Berdasarkan temuan ini, meskipun ada kemajuan dalam sektor industri karbon tinggi dalam mengurangi emisi, tantangan yang dihadapi sangat besar dan membutuhkan inovasi serta kolaborasi yang lebih luas. Untuk mencapai target nol emisi pada 2050, sektor-sektor ini harus bergerak lebih cepat. Berupaya untuk mengadopsi teknologi baru, serta meningkatkan investasi dalam transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
sustainabilitypioneers – Perusahaan energi terbarukan Indonesia semakin menunjukkan peran penting dalam mewujudkan transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.…
sustainabilitypioneers – Swasembada pangan dan energi menjadi dua sektor penting yang harus diperhatikan untuk menunjang ketahanan nasional. PT Wijaya Karya (Persero)…
sustainabilitypioneers – Inovasi Hijau PT Vale terus menjadi sorotan, terutama dalam mendukung agenda nasional menuju karbon rendah. PT Vale Indonesia Tbk…
sustainabilitypioneers – Hijaukan apartemen Anda adalah langkah sederhana yang bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan dan kesejahteraan Anda. Sebagai penghuni apartemen,…
sustainabilitypioneers – Inovasi Hijau PTPP menjadi sorotan utama dalam proyek pembangunan Tol Semarang-Demak, terutama dengan diterapkannya penggunaan bambu sebagai salah satu…
sustainabilitypioneers – PLTS Terapung di Danau Singkarak menjadi sorotan sebagai langkah inovatif menuju penggunaan energi bersih di Indonesia. Proyek ini melibatkan…