sustainabilitypioneers – Plastik daur ulang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, meskipun selama ini dianggap sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik yang mencemari lingkungan. Dengan semakin banyaknya perhatian terhadap dampak buruk sampah plastik, upaya daur ulang plastik seharusnya dapat mengurangi volume plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, sejumlah studi terbaru menunjukkan bahwa plastik daur ulang mengandung bahan kimia berbahaya. Dimana bahan kimia tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia, pekerja daur ulang, serta konsumen yang menggunakan produk plastik tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Gothenburg mencatat temuan mengejutkan. Ini terkait kandungan bahan kimia dalam plastik daur ulang. Para peneliti menemukan pestisida, obat-obatan, dan lebih dari 600 bahan kimia beracun lainnya. Ini semua ditemukan dalam plastik daur ulang yang diproses di 13 negara yang tersebar di Afrika, Amerika Selatan, Asia, dan Eropa Timur. Bahan kimia berbahaya ini berasal dari proses pembuatan plastik dan akumulasi bahan kimia lainnya selama plastik digunakan, lalu didaur ulang.
Proses daur ulang plastik yang dilakukan saat ini ternyata tidak dapat sepenuhnya menghilangkan bahan kimia beracun yang ada dalam plastik tersebut. Sebagai contoh, plastik dapat menyerap bahan kimia lain saat digunakan dalam kemasan atau produk sehari-hari. Bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik ini menjadi tantangan besar dalam usaha mendaur ulang plastik secara aman dan efektif.
“Baca juga: Keindahan Laut dan Kasih Sayang Ibu: Koleksi Busana Ibu-Anak yang Menyentuh Hati”
Menurut peneliti, dampak bahaya dari plastik daur ulang tidak hanya dirasakan oleh konsumen yang menggunakan produk plastik, tetapi juga oleh pekerja yang terlibat dalam proses daur ulang. Plastik daur ulang dapat melepaskan bahan kimia berbahaya yang berisiko mengkontaminasi pekerja di fasilitas daur ulang. Selain itu, bahan kimia tersebut juga berpotensi mencemari lingkungan sekitar fasilitas daur ulang. Hal ini menambah kekhawatiran akan dampak kesehatan dan keselamatan yang ditimbulkan oleh proses daur ulang plastik yang tidak sepenuhnya aman.
Peneliti juga menyoroti fakta bahwa lebih dari 13.000 bahan kimia digunakan dalam pembuatan plastik. Dimana sekitar 25% di antaranya diketahui berbahaya bagi kesehatan. Sebagian besar bahan kimia ini tidak dapat diklasifikasikan sebagai “aman”. Ini menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Gothenburg, International Pollutants Elimination Network (IPEN), University of Exeter, dan Aarhus University. Para peneliti menyatakan bahwa tidak ada bahan kimia dalam plastik yang dapat dianggap aman untuk digunakan atau dikonsumsi.
“Simak juga: Kerajinan Pasir Pantai Labengki: Kreativitas yang Mengangkat Ekonomi Konawe Utara”
Salah satu komponen penting dalam proses daur ulang plastik adalah pelet plastik. Pelet ini digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan plastik baru, namun tidak ada pengendalian yang ketat terhadap kandungan bahan kimia di dalam pelet tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa pelet plastik yang digunakan dalam proses daur ulang mengandung total 491 senyawa organik yang terdeteksi. Dari jumlah tersebut, 170 senyawa lainnya masih dikategorikan sebagai sementara, dan sebagian besar di antaranya merupakan pestisida, bahan kimia industri, obat-obatan, serta bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan plastik.
Profesor Bethanie Carney Almroth, salah seorang peneliti dari University of Gothenburg, menegaskan bahwa bahan kimia berbahaya dalam pelet plastik. Dimana ini dapat berakumulasi dan menyebar dalam sistem daur ulang, bahkan dalam proses yang cukup dekat. Ini menambah bukti bahwa meskipun daur ulang plastik dianggap sebagai solusi terhadap krisis sampah plastik, bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam plastik justru menjadi hambatan besar. Terutama bagi efektivitas dan keamanan proses daur ulang.
Peneliti mengungkapkan bahwa untuk plastik daur ulang dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi plastik di seluruh dunia, industri plastik harus terlebih dahulu mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produksi plastik. Tanpa langkah ini, daur ulang plastik tidak akan mampu menyelesaikan masalah utama. Dalam hal ini adalah pencemaran akibat plastik yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Penurunan jumlah bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam pembuatan plastik akan sangat membantu dalam menjadikan plastik daur ulang lebih aman untuk digunakan kembali. Hal ini juga akan mengurangi dampak negatif terhadap pekerja daur ulang, konsumen, dan lingkungan secara keseluruhan.
Sangat jelas bahwa untuk menjadikan plastik daur ulang sebagai solusi yang efektif dan aman, perlu ada perubahan besar. Dengan inovasi dalam cara plastik diproduksi dan didaur ulang. Pembatasan bahan kimia berbahaya dalam plastik harus menjadi prioritas utama. Apabila jika kita ingin mengurangi dampak buruk polusi plastik dan meningkatkan keberlanjutan proses daur ulang plastik di masa depan.
sustainabilitypioneers – Desalinasi Energi Surya merupakan solusi inovatif dalam mengatasi krisis air bersih, terutama di daerah yang kekurangan sumber air tawar.…
sustainabilitypioneers – Indonesia dan Korea Selatan terus memperkuat kerja sama di sektor energi bersih dan industri kendaraan listrik. Langkah ini bertujuan…
sustainabilitypioneers – Jerman Memimpin Transisi Energi melalui kebijakan yang dikenal sebagai Energiewende. Kebijakan ini berfokus pada peralihan dari energi fosil ke…
sustainabilitypioneers – Mengurangi dampak perubahan iklim melalui transisi energi terbarukan semakin menjadi fokus utama dunia. Negara-negara di seluruh dunia kini berkomitmen…
sustainabilitypioneers – DPR Sebut Gas dan Batu Bara Masih Dibutuhkan RI meskipun Indonesia tengah fokus pada transisi menuju energi hijau. Ketua…
sustainabilitypioneers – Menghemat pengeluaran dengan hidup hijau adalah pilihan yang tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk keuangan pribadi. Banyak…