Sustainable Living

Gedung Perkantoran Bersertifikat Hijau Jadi Pilihan Utama Perusahaan Asing, Ini Alasannya!

sustainabilitypioneers – Gedung perkantoran bersertifikat hijau kini semakin diminati oleh perusahaan-perusahaan asing, terutama yang berkomitmen terhadap keberlanjutan dan efisiensi energi. Tren ini semakin menguat di Jakarta, meskipun pasar perkantoran masih menghadapi stagnasi. Gedung perkantoran yang telah mendapatkan sertifikasi green building ini tidak hanya terbatas pada gedung premium dan grade A, tetapi juga mulai merambah gedung-gedung grade B yang melakukan renovasi untuk menerapkan konsep ramah lingkungan.

Permintaan Gedung Hijau Meningkat di Jakarta

Menurut Associate Director Commercial Jakarta Property Management, Dessy Ika, gedung perkantoran bersertifikat ESG (Environmental, Social, and Governance) semakin menarik bagi tenant. Meskipun permintaannya masih terbilang kecil, dengan peningkatan sekitar 1%, tren ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi ke arah gedung ramah lingkungan. Perusahaan-perusahaan multinasional dan sektor energi terbarukan menjadi penggerak utama dari permintaan ini. Di sisi lain, perusahaan nasional masih belum tertarik untuk menempati gedung dengan sertifikasi hijau.

Gedung perkantoran hijau menawarkan berbagai keuntungan, seperti efisiensi energi. Misalnya, sistem penyejuk udara yang lebih hemat energi, penggunaan air daur ulang, dan penerapan teknologi ramah lingkungan lainnya yang dapat mengurangi biaya operasional. Fasilitas-fasilitas ini memberikan dampak positif terhadap biaya hidup di dalam gedung tersebut, yang tentunya menguntungkan bagi tenant.

“Baca juga: BSD City Always Alive: Menyelaraskan Kualitas Hidup dengan Produktivitas Tinggi”

Tantangan dalam Mensertifikasi Gedung Hijau

Namun, ada tantangan besar yang dihadapi oleh pengelola gedung untuk memperoleh sertifikasi green building. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan pada desain, penggunaan material bangunan ramah lingkungan, dan pemeliharaan intensif yang diperlukan untuk memenuhi standar green building cukup besar. Proses sertifikasi ini lebih mudah dilakukan oleh gedung baru, meskipun gedung lama juga bisa diperbaharui untuk mendapatkan sertifikat hijau. Meskipun ada biaya yang lebih tinggi untuk mendapatkan sertifikasi ini, manfaat jangka panjang yang ditawarkan oleh gedung hijau seperti penghematan biaya operasional dan peningkatan efisiensi energi membuatnya layak dipertimbangkan.

Perusahaan Multinasional Memilih Gedung Hijau

CEO PT Leads Property Services Indonesia, Hendra Hartono, menyatakan bahwa permintaan terhadap gedung perkantoran hijau terus meningkat, khususnya dari perusahaan-perusahaan multinasional. Banyak perusahaan besar kini memiliki kebijakan untuk hanya menempati gedung-gedung yang memiliki sertifikasi green building sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap keberlanjutan. Sektor-sektor seperti keuangan, teknologi, dan barang konsumsi menjadi yang paling dominan dalam permintaan ruang perkantoran hijau.

Gedung bersertifikasi hijau menawarkan lebih dari sekadar efisiensi energi. Mereka juga menjamin kualitas udara yang lebih baik dan dampak lingkungan yang lebih rendah. Dua hal yang semakin menjadi perhatian bagi banyak perusahaan besar yang ingin berkontribusi pada tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka.

“Simak juga: Kebakaran Hebat di Los Angeles, Kawasan Elit Hangus Dilalap Api”

Stok Gedung Hijau di Jakarta Terus Meningkat

Stok gedung perkantoran hijau di Jakarta, khususnya di Central Business District (CBD), juga mengalami peningkatan yang signifikan. Syarifah Syaukat, Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia, mencatatkan bahwa pada awal tahun 2024, stok perkantoran hijau di CBD Jakarta meningkat sekitar 5%. Meski begitu, jumlah ruang perkantoran hijau di Jakarta masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Kuala Lumpur yang sudah memiliki lebih banyak gedung bersertifikasi green building.

Kendati demikian, permintaan untuk gedung hijau ini diperkirakan akan terus stabil dan bahkan meningkat. Hal ini sejalan dengan komitmen global yang semakin kuat terhadap pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon. Diaman kedua hal tersebut akan semakin mendorong perusahaan untuk memilih ruang perkantoran yang ramah lingkungan.

Gedung Hijau Menawarkan Keuntungan Jangka Panjang

Salah satu alasan mengapa gedung hijau semakin diminati adalah karena mereka menawarkan efisiensi jangka panjang dalam hal penghematan energi dan biaya operasional. Gedung hijau dilengkapi dengan teknologi mutakhir yang tidak hanya menghemat energi tetapi juga mengurangi konsumsi air. Keuntungan-keuntungan tersebut membuat gedung hijau menjadi pilihan utama bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mengurangi dampak ekologis mereka.

Meskipun harga sewa gedung hijau sedikit lebih tinggi dibandingkan gedung konvensional, hal ini tidak menjadi hambatan. Terutama bagi banyak perusahaan multinasional yang lebih mementingkan keberlanjutan dalam operasional mereka. Harga sewa gedung hijau juga bisa diimbangi dengan penghematan yang signifikan dalam biaya energi dan air. Oleh karena itu, gedung hijau di Jakarta diprediksi akan terus menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan.

Recent Posts

Lebih dari Sekadar Pepohonan: Konsep Green Building yang Berkelanjutan

sustainabilitypioneers – Konsep Green Building bukan hanya tentang memiliki banyak pepohonan di sekitar gedung. Seringkali, orang berpikir bahwa Green Building hanya…

3 hours ago

Transisi Energi 2025: Menggali Tren EV, PLTS, dan Pembangkit Nuklir di Era Baru

sustainabilitypioneers – Transisi Energi 2025 akan menjadi titik balik penting dalam upaya dunia mengatasi tantangan perubahan iklim. Di tengah ketidakpastian politik…

1 day ago

Tantangan Lingkungan Hidup 2025: Apa yang Harus Kita Hadapi?

sustainabilitypioneers – Tantangan Lingkungan Hidup 2025 menjadi sorotan utama di awal tahun ini, terutama di Indonesia, yang menghadapi dampak serius dari…

2 days ago

Transisi Energi Tertunda: G7 Masih Dukung Bahan Bakar Fosil

sustainabilitypioneers – Transisi energi tertunda, meskipun negara-negara G7 berjanji untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi…

3 days ago

Indonesia Terima Hibah Rp 248,8 Miliar untuk Percepat Transisi Energi Bersih dari UE dan Perancis

sustainabilitypioneers – Indonesia terima hibah senilai 14,7 juta euro atau sekitar Rp 248,8 miliar dari Uni Eropa (UE) dan Perancis untuk…

4 days ago

Mengintip 10 Tren Konstruksi 2025: Perubahan Besar dengan Teknologi dan Solusi Ramah Lingkungan

sustainabilitypioneers – 10 Tren Konstruksi 2025 menunjukkan bagaimana sektor konstruksi semakin dipengaruhi oleh inovasi teknologi dan pendekatan yang lebih ramah…

5 days ago