sustainabilitypioneers – Gudang Garam sedang menjadi sorotan publik setelah mencuatnya kabar pemutusan hubungan kerja massal yang diduga terjadi di internal perusahaan. Perusahaan rokok yang dikenal sebagai salah satu pemain utama di industri ini kini tengah menghadapi tantangan besar, mulai dari tekanan penjualan hingga kerugian yang cukup dalam. Sejumlah pegawai kabarnya telah dirumahkan, dan kabar ini mendapat respon luas dari masyarakat, kalangan buruh, hingga pengamat ekonomi. Situasi ini turut menggambarkan bagaimana dinamika industri rokok mengalami perubahan signifikan akibat penurunan daya beli masyarakat dan regulasi yang semakin ketat.
Penurunan performa penjualan disebut menjadi faktor utama yang memicu badai dalam tubuh Gudang Garam. Bahkan, laba bersih perusahaan dilaporkan anjlok tajam hingga 87 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam laporan keuangannya, Gudang Garam mencatat pendapatan yang turun drastis dari Rp 50 triliun menjadi hanya Rp 44 triliun pada pertengahan 2025. Efek domino dari penurunan ini berdampak pada berbagai sektor internal, termasuk biaya produksi dan pemasaran. Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat yang mulai meninggalkan rokok konvensional turut menekan permintaan pasar. Bila tren ini terus berlanjut, maka keberlanjutan bisnis akan semakin sulit dipertahankan.
“Baca juga: Gudang Garam PHK Ribuan Buruh! Apakah Dampak Perekonomian Indonesia yang Kian Merosot?”
Situasi keuangan Gudang Garam semakin diperparah oleh beban operasional yang tetap tinggi di tengah penurunan pendapatan. Walaupun biaya pokok pendapatan turun, laba kotor tetap mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan, rugi kurs yang dicatatkan perusahaan turut menambah tekanan terhadap neraca keuangan. Penurunan ini membuat laba usaha Gudang Garam hanya sebesar Rp 513 miliar, padahal sebelumnya berada di angka Rp 1,6 triliun. Tak hanya itu, total aset juga ikut menyusut menjadi Rp 79 triliun dari tahun sebelumnya. Kondisi ini memberikan sinyal kuat bahwa perusahaan tengah berada dalam masa sulit dan butuh strategi pemulihan yang matang untuk bisa bertahan di tengah tekanan pasar dan kebijakan fiskal pemerintah.
Kabar PHK massal yang dilakukan Gudang Garam menuai perhatian dari kalangan buruh dan federasi serikat pekerja. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menyatakan bahwa ribuan buruh telah terkena dampak langsung. Bila kondisi ini tidak segera ditangani, maka bisa memicu gelombang PHK lanjutan terhadap pekerja lain dalam ekosistem industri tembakau seperti petani tembakau, pengemudi, dan pedagang kecil. Banyak yang menilai Gudang Garam kurang mampu menyesuaikan diri dengan tren pasar dan inovasi produk yang lebih relevan. Hal ini memperkuat dorongan agar pemerintah turun tangan dan tidak membiarkan situasi ini berlarut-larut sebagaimana kasus serupa di masa lalu.
“Simak juga: Boom! Cristiano Ronaldo Ledakkan Gawang Lagi di Laga Portugal vs Armenia”
Harga saham Gudang Garam juga ikut terdampak atas situasi ini. Penurunan drastis nilai saham tercatat sejak awal tahun hingga mencapai angka 91 persen dari nilai tertingginya. Kapitalisasi pasar perusahaan saat ini jauh dari performa optimalnya beberapa tahun lalu. Dari harga saham Rp 100 ribu per lembar pada 2019, kini hanya tersisa di bawah Rp 9 ribu. Situasi ini menunjukkan kepercayaan investor yang mulai luntur, serta ekspektasi pasar yang pesimis terhadap kemampuan perusahaan untuk bangkit dalam waktu dekat. Turunnya performa saham ini juga dapat memperburuk kondisi finansial karena akan berimbas terhadap modal dan likuiditas perusahaan ke depan.
sustainabilitypioneers – Prakiraan Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menunjukkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia pada…
sustainabilitypioneers – Harga BBM Pertamina resmi mengalami penyesuaian di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Indonesia terhitung mulai 6 Oktober…
sustainabilitypioneers – Harga Emas Antam kembali mencetak sejarah baru di perdagangan hari ini Senin 6 Oktober 2025. Angka yang tercatat menjadi…
sustainabilitypioneers – Riza Chalid kini menjadi pusat perhatian publik setelah Kejaksaan Agung memastikan statusnya sebagai stateless. Keputusan ini muncul setelah paspor…
sustainabilitypioneers – Gaza kini berada di titik nadir krisis kemanusiaan. Selain serangan tanpa henti yang menimbulkan korban jiwa, warga juga harus…
sustainabilitypioneers – FUTR atau PT Futura Energi Global Tbk tengah menjadi sorotan usai mengumumkan pengendali baru perseroan. Informasi ini disampaikan dalam…